GOPOS.ID, GORONTALO – Bencana banjir dan tanah longsor di Kota Gorontalo menjadi masalah yang harus diseriusi pemerintah setempat, terutama di wilayah-wilayah yang menjadi langganan bencana ini saban hujan turun.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Gorontalo pun telah memetakan tiga wilayah yang paling rawan sekaligus sering terjadi bencana banjir dan longsor, yakni Kecamatan Dumbo Raya, Hulonthalangi dan Kecamatan Kota Barat.
Fungsional Ahli BPBD Kota Gorontalo, Mulyono Mardjun saat ditemui Gopos.id Kamis (20/3/2025) mengungkapkan, ada delapan kelurahan dari tiga kecamatan itu yang yang sering terdampak banjir dan tanah longsor.
“Di Dumbo Raya itu ada Kelurahan Lotu, Talumolo, Leato Utara, sebagian Leato Selatan. Di Hulonthalangi ada kelurahan Tenda dan Pohe. Sedangkan di Kecamatan Kota Barat itu ada kelurahan Tenilo dan Donggala,” ucap Mulyono.
Dia menjelaskan, dalam beberapa kali peninjauan di lokasi, bencana banjir maupun longsor ini disebabkan oleh beberapa sebab seperti, kerusakan cekdam yang ada di kelurahan Talumolo dan juga tingginya intensitas hujan yang turun.
“Sejauh ini apa yang kami lihat di lapangan mungkin adanya kerusakan akibat faktor alam terutama intensitas hujan yang tinggi dan rusaknya cekdam di Talumolo sehingga cekdam itu sudah tak mampu lagi untuk mencukupi dengan banyaknya intensitas hujan,” jelasnya.

Di sisi lain, Mulyono juga menyoroti rumah yang menjadi korban tanah longsor seperti yang berada di Kelurahan Lotu, Dumbo Raya. Menurutnya, rumah yang dibangun di bawah lereng gunung itu merupakan zona merah bencana yang rawan untuk ditinggali.
“Kalau melihat lokasi yang ada rata-rata yang terdampak itu pemukimannya berada dibawah lereng gunung. Dan itu merupakan zona merah baik itu banjir dan maupun tanah longsor,” ucap Mulyono
“Kita tidak bisa prediksi bisa saja ada pergeseran tanah atau hal lainnya,” tambahnya.(Rama/Gopos)