Musim penghujan menjadi berkah. Bukan hanya petani yang gembira, sejumlah anak-anak di Jl. Madura, Kelurahan Liluwo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo, ikut pula semringah.
Rivaldi Hapili, Kota Tengah
Sudah hampir sebulan. Intensitas hujan di wilayah Gorontalo meningkat. Meski tidak sepanjang hari, hujan yang mengguyur cukup membuat drainase maupun saluran air penuh. Bahkan di beberapa wilayah, warga harus berjibaku dengan air yang mulai “bertamu”. Ada yang sekadar mampir di teras, tapi ada pula yang sudah masuk hingga di kamar tidur.
Meningkatnya aliran air seiring meningkatnya intensitas curah hujan, ikut terjadi di saluran irigasi di Jl. Madura, Kelurahan Liluwo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo. Debit air yang biasanya berkisar 20—30an centimeter (cm), kini meningkat hingga 1 meter. Kondisi itu menjadi berkah bagi anak-anak di kompleks Jl. Madura.
Tak ada kolam, saluran irigasi pun jadi. Ya, begitulah kegembiraan yang dirasakan para anak-anak tersebut. Meningkatnya debit air di saluran irigasi dimanfaatkan untuk mandi bersama. Selepas pulang sekolah, sore hari mereka bergegas dari rumah menuju ke saluran irigasi. Tawa riang mewarnai langkah anak-anak yang berusia 7-11 tahun itu.
Setibanya di pinggiran saluran irigasi, mereka langsung bersiap-siap. Layaknya peloncat indah, mereka pun unjuk kebolehan. Berdiri di atas jembatan, bersiap-siap. Melompat, bersalto di udara dan kemudian menghunjam ke dalam air.
Baca juga: Brimob Polda Gorontalo Tanam 1.000 Pohon di Kawasan Mako
Arus air yang cukup deras tak menciutkan nyali. Malah justru memacu adrenalin para bocah. Mereka beradu kekuatan. Berenang melawan arus. Pemenangnya adalah yang mampu berenang lama. Tak ada trophy, cukup sebutan “hore” sudah memuaskan hati para anak-anak.
Tak hanya unjuk kebolehan. Derasnya arus menjadi wadah pemersatu para anak-anak. Mereka kerap saling bergandengan tangan, agar rekan-rekannya tak hanyut terbawa arus. Ada pula sesekali saling memanggil. Sekadar memastikan bila sang teman masih berada di dekat.
“Airnya juga tidak dalam. Jarang juga, air di saluran banyak dan deras begini, jadi kami sudah tidak banyak terpencar bermain di mana-mana. Kami semua bermain dan mandi di sini saja,” ujar Piking (8), salah seorang anak, Jumat (10/1/2020).
“Senang sekali. Torang saling baku jaga,” tambah Eva (10), rekan Piking, kepada gopos.id.
Di sisi lain, kegembiraan yang dirasakan para anak-anak itu berisiko tinggi. Derasnya arus sewaktu-waktu bisa saja menyeret tubuh anak-anak. Begitu pula dengan higenitas. Kebiasaan sebagian masyarakat yang membuang sampah, tinja, hingga bahan beracun dan berbahaya ke saluran, membuat air di saluran berpotensi tercemar.
“Memang sudah lama, kalau ada air banyak di saluran, pasti mereka mandi di situ terus. Kami sering larang, cuma anak-anak kerap mandi. Oleh karena itu kami selalu mengawasi,” ujar Fitri, salah satu orang tua.(***)