GOPOS.ID, GORONTALO – Masalah kemiskinan masyarakat di Kabupaten Boalemo yang didominasi oleh petani menjadi perhatian penting pemerintah.
Indikator kemiskinan kabupaten Boalemo dari tahun 2013-2018 tidak mengalami perubahan yang signifikan, bahkan cenderung stagnan.
Hal ini diungkapkan Kepala Badan Statistika (BPS) Kabupaten Boalemo, Rudi Cahyono saat Bappeda Provinsi Gorontalo meminta hasil survei kemiskinan petani di Kabupaten Boalemo.
Data yang berhasil dikumpulkan hingga akhir 2018 menunjukan bahwa rumah tangga petani menjadi mayoritas rumah tangga 40 persen terbawah. Dengan mayoritas petaninya dibidang tanaman pangan.
Namun ini menjadi hal yang berpengaruh karena mayoritas penduduk tersebut memiliki pendidikan yang rendah. Sehingga membutuhkan perhatian pemerintah Kabupaten Boalemo untuk menuntaskanya.
“Yang perlu mendapat perhatian adalah pendidikan kepala rumah tangga. Sekitar 6 dari 10 kepala rumah tangga tidak memiliki ijazah sama sekali,” ungkap Rudi Cahyono.
Menurutnya kemiskinan di Kabupaten Boalemo terjadi karena pendidikan masyarakatnya sangat rendah. Ditambah pekerjaan utama mereka hanyalah petani.
“Di Kabupaten Boalemo masih banyak terhambat karena kualitas pendidikan petani yang rendah,” lanjutnya.
Baca juga:Â Segera Lengkapi Surat Kendaraan, Operasi Zebra Dimulai Hari Ini
Saran program intervensi petani tanaman pangan yang perlu diperkuat adalah peningkatan kapasitas petani tanaman pangan dengan penyuluhan dan pendamping menyeluruh dari persiapan hingga pasca panen. Pemberian bantuan dan pendampingan pemberian beasiswa kepada anak petani.
Sehingga dapat dijadikan contoh bagi masyarakat lainnya. Program advokasi bagi rumah tangga yang anaknya malas sekolah juga menjadi proplem saat ini.
“Selanjutnya program pendampingan sertifikasi tanah bagi yang belum memiliki dan pemanfaatan lahan untuk pertanian diperuntukkan bagi petani yang tidak memiliki lahan itu sangat penting. Sehingga mereka bukan hanya menjadi penggarap. Namun memiliki lahan pertanian sendiri,” tutupnya. (Aldi/gopos)