GOPOS.ID, TOLINGGULA – Penutupan akses masuk orang dari luar daerah seiring pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), berimbas kepada warga asal Gorontalo yang bekerja di luar daerah. Mereka tak bisa masuk ke Gorontalo karena dianggap orang dari luar. Hal itu dialami 17 penambang asal Gorontalo yang bekerja di Buol-Tolitoli, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Para penambang tersebut saat ini terjebak di perbatasan Tolinggula, Gorontalo Utara, dan Buol, Sulteng. Mirisnya, 17 penambang ini sudah dua hari berada di perbatasan tersebut. Mereka tak diperkenankan masuk ke Gorontalo, sejak tiba di perbatasan pada Senin (18/5/2020). Selama dua hari, para penambang tinggal sementara waktu di sebuah rumah kosong yang terletak di antara perbatasan Tolinggula-Buol.
Informasi yang diperoleh gopos.id, 17 penambang itu terdiri 15 orang warga Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut). Sisanya 2 orang merupakan warga Kabupaten Gorontalo.
Bupati Gorontalo Utara, Indra Yasin, mengungkapkan sebagai kepala daerah tentu dirinya memikirkan warganya yang berada di perbatasan tersebut. Apalagi tinggal selangkah lagi, mereka tiba di kampung halaman. Akan tetapi dirinya tetap mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh Pemprov Gorontalo.
“Saya sudah meminta kepada Wakil Bupati untuk menghubungi Bapak Gubernur untuk minta petunjuk,” kata Indra Yasin.
Baca juga: Tidak Lolos di Jalur Darat, 16 Pemudik ke Gorontalo Tertangkap di Tengah Laut
Menurut Indra, seiring diberlakukannya PSBB maka pemerintah daerah harus meminta persetujuan dari provinsi yang memegang kewenangan. Jangan sampai pemerintah daerah mengambil kebijakan sendiri tanpa ada koordinasi dengan Pemprov Gorontalo.
“Sudah dua hari mereka. Saya tidak tahu persis kalau dari tambang mana. Kemungkinan dari Buol dan Tolitoli. Saya tidak bisa bayangkan bagaimana kondisi mereka. Saya sudah perintahkan untuk mengantarkan makanan kepada mereka,” tutur Indra Yasin dengan raut wajah sedih.(isno/gopos)