GOPOS.ID, GORONTALO – Suparni Suna, warga Desa Tolango, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, masih tergeletak lemas di ruang perawatan Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) Kota Gorontalo. Perempuan berusia 36 tahun itu harus dirawat lantaran menjadi korban penikaman suaminya sendiri, DT (32).
Peristiwa penikaman itu terjadi pada Kamis (28/11/2019). Akibat kejadian itu, Suparni mengalami 10 luka tusukan dan 1 luka gores di bagian lengan.
Suparni saat dijumpai RSUD Aloei Saboe, menceritakan awal mula terjadinya penganiayaan. Sebelumnya, menurut dia mereka memang ada masalah atas sikap suami yang suka mengekang terhadap dirinya.
“Sebenarnya saya ingin melaporkan tingkah suami saya kepada pihak kepolisian, karena suka main kasar terhadapa saya. Mungkin karena dia tidak mau saya melapor, makanya dia mengancam untuk bunuh diri dengan cara gantung diri,” kata Suparni, Ahad (1/12/2019).
Baca juga: Siswi SMP 3 Kota Gorontalo Diduga Dikeroyok 8 Orang Seniornya
Ia menjelaskan, saat dirinya melihat sang suami yang saat itu igin melakukan percobaan bunuh diri, maka dia berusaha menolongnya. Namun kata Suparni, bukannya bersyukur malah dia diperlakukan tidak baik. DT masih saja mengancamnya untuk bunuh diri. Dengan begitu, melihat sikap sang suami DT, Suparni bergegas keluar meninggalkan rumah pergi dan duduk di sekolah yang tidak jauh dari rumah mereka.
Sekitar pukul 01.00 Wita dini hari, Suparni memperhatikan gelagat DT sedang asyik menelpon yang dicurigai dengan wanita lain. Selang beberapa menit setelah menelpon, DT kemudian pergi menggunakan sepeda motor. Suparni lalu balik kerumah lewat pintu belakang, karena pintu depan terkunci.
“Saya memperhatikan dari kejahuan suami saya sedang teleponan dengan perempuan lain. Karena dia menggunakan speaker saat menelpon,” ujarnya.
Suparni juga mengatakan saat itu keduanya sempat cekcok ketika DT kembali ke rumah. Dia sempat menanyakan siapa wanita yang sedang teleponan dengannya. Namun DT tetap mengelak, tidak mau memberi tahukan siapa wanita tersebut. DT malah mengancam dengan mengeluarkan kalimat “Abis ngana, tunggu besok.”.
Tiba-tiba DT langsung memukuli Suparni serta menariknya hingga ke dapur. Ketika di dapur Suparni diperlakukan kasar dihantam dengan menggunakan parang. Beruntung dia (Suparni), berhasil menangkisnya sehingga parang jatuh.
Merasa kesal DT kemudian mengambil linggis hingga dipukulkan ke badan Suparni. Aksi itu membuat lengan Suparni memar. Tak cukup puas dengan itu DT mengambil pisau yang berada di tempat cuci piring dan menusukannya di tubuh Suparni secara berkali-kali. Tikaman itu membuat Suparni mengalami 10 luka tusukan
“Saat itu saya berusaha meminta tolong, namun tidak ada satupun yang datang menolong. Hingga akhirnya saya terjatuh, saat itu suami saya berhenti memukul, karena dia mengira saya sudah mati,” ungkap Suparni.
Dari kejadian tersebut, pihak keluarga Suparni berharap pelaku yang tidak lain suaminya dihukum sesuai dengan perbuatan yang dia lakukan terhadap korban
“Kami minta masalah ini diusut tuntas, dan perilaku kejam pelaku dijerat dengan hukuman yang sesuai dengan perbuatannya,” harap keluarga korban.
Dipemberitaan sebelumnya saat dimintai keterangan pihak kepolisian melalui Kasat Reskrim Polres Gorontalo, Kasat Reskrim AKP Kukuh Islami, membenarkan kejadian itu. Ia menjelaskan bahwa kasus tersebut saat ini sudah ditangani oleh Polsek Anggrek.
“Iya memang kejadian itu terjadi di wilayah hukum Polsek Anggrek. Saat ini juga kasus tersebut sudah ditangani oleh pihak polsek untuk kemudian diproses lebih lanjut sesuai dengan proses hukum yang berlaku,” jelasnya. (Isno/gopos)