GOPOS.ID, GORONTALO – Stok gula pasir yang tersedia di gudang Pabrik Gula (PG) Tolangohula menipis. Saat ini, stok gula pasir yang tersedia hanya sekitar 1.000 ton. Jumlah tersebut tak memenuhi kebutuhan gula pasir untuk wilayah Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah.
Deputi Manajer PG Tolangohula, Suryanto, menjelaskan kebutuhan gula pasir untuk wilayah Gorontalo, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah mencapai 1.500-2.000 ton per bulan. Sementara stok yang tersedia saat ini hanya sekitar 1.000 ton.
“Itu belum kebutuhan lain seperti Sulawesi Barat. Tentu tidak akan cukup,” ujar Suryanto usai melakukan audens dengan Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, di rumah dinas Gubernur Gorontalo, Rabu (19/2/2020).
Menurut Suryanto, menipisnya stok gula pasir di gudang PG Tolangohula dikarenakan pihaknya kekurangan bahan baku (tebu) untuk produksi. Hal itu dipicu oleh kebakaran yang melanda lahan tebu PG Tolangohula seluas 560-an hektar. Ironinya, kebakaran tersebut bukan karena faktor alam. Melainkan ada unsur kesengajaan.
“Kita menemukan di lokasi kebakaran itu ada obat nyamuk bakar serta korek api. Ini indikasi bahwa kebakaran itu bukan karena alam, tetapi memang sengaja dibakar. Ada unsur sabotase,” tutur Suryanto.
“Kalau kebakaran karena faktor kemarau, dampaknya tidak seluas itu. Akibat kebakaran itu maka kita tidak bisa memenuhi kuota produksi,” sambung Suryanto menambahkan.
PG Tolangohula memiliki kemampuan produksi gula pasir hingga mencapai 5.000 ton per bulan. Namun dengan areal lahan yang tersisa (yang tak terbakar) saat ini, PG Tolangohula dalam dua bulan kedepan hanya mampu memproduksi sekitar 1.800-an ton.
“Kita sudah menempuh jalur hukum. Sudah kami laporkan ke Kepolisian,” kata Suryanto.
Sementara itu terkait audensi dengan Gubernur Gorontalo, Suryanto menyampaikan hal itu dilakukan dalam rangka menjelaskan kondisi yang dialami PG Tolangohula.
“Tadi Bapak Gubernur sudah menyampaikan akan menindaklanjuti permasalahan ini. Beliau akan membicarakannya bersama Forkompimda,” tutup Suryanto.(hasan/gopos)