GOPOS.ID, MARISA – Komando Rayon Militer (Koramil) Marisa, menjelaskan konflik antara dua kelompok penambang lokal dan penambang dari luar daerah Gorontalo,
Pihaknya mengaskan justru niat mereka ingin mendamaikan kedua pihak penambang.
Kepada Gopos.id, warga menjelaskan duduk persoalan hingga terjadinya mediasi yang dilakukan pihak Koramil Marisa, dirinya menyebutkan jika beberapa hari sebelum dilakukan mediasi tepatnya pada tanggal 26 Februari, telah terjadi penghadangan yang dilakukan oleh sekelompok penambang dari luar kepada penambang lokal. Ketegangan antara kedua belah pihak pun sempat memanas hingga berhujung pengancaman disaat berada di lokasi tambang.
“Sebelum terjadi mediasi kami penambang melewati lokasi mereka (Penambang luar daerah) meminta setoran, hingga ada pengancaman menggunakan sajam. Karena kami disini tidak terima maka proses mediasi diadakan, agar penambang lokal dengan mereka sama-sama sepakat untuk saling damai, artinya tidak lagi ada yang menghadang, juga kami pun tidak menggangu mereka,” ungkapnya
Dirinya mengaku, jika dalam proses mediasi yang dilakukan pihak Koramil, tak ada satupun warga baik itu penambang lokal maupun dari pihak lain yang mengalami penganiayaan, justru upaya Koramil justru membuahkan hasil yang baik.
“Penganiayaan itu tidak ada pak, apalagi kalau sampai dibilang di ikat tangannya, ditarik, kami sendiri saksinya waktu itu, kalaupun ada pasti kami-kami ini juga melihat penganiayaan itu, tapi itu tidak ada, yang ada torang dari sini (penambang lokal) suka ba lia dorang tiga, jadi ada ta kumpul mo maso ksana, malah dorang anggota (Koramil) mediasi sampai torang samua baku damai,” tuturnya
Danramil 1313-02/Marisa, Lettu Arm Asriyadi, mengatakan membantah tudingan, bahkan selain anggota, terdapat banyak masyarakat yang ikut dan menyaksikan proses mediasi di posko mereka.
“Tudingan adanya dugaan pemukulan oleh oknum anggota Koramil Marisa terhadap 3 orang penambang tidak benar, sebenarnya kami bersama tokoh masyarakat melakukan Audensi terhadap kedua belah pihak penambang, guna membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lokasi pertambangan dengan cara kekeluargaan dengan menyelesaikan secara damai,” tutup Lettu Arm Asriyadi.(Yusuf/Gopos)