GOPOS.ID, GORONTALO – Dugaan tenaga kerja asing (TKA) yang Unskill atau tidak terampil marak di Kabupaten Gorontalo Utara. Hal ini sebagaimana diungkapkan Ketua DPW Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Gorontalo, Meiske Abdullah.
“Itu di Gorut ada pekerja-pekerja asing yang tidak memiliki skill, ini yang kami tolak. Jangan biarkan mereka disitu. Banyak warga kita juga yang butuh kerja,” ungkap Meiske kepada awak media usai demo tolak omnibus law rancangan undang-undang (RUU) cipta lapangan kerja di Gedung DPRD Provinsi Gorontalo, Senin (20/1/2020).
Menindaklanjuti hal tersebut, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DRPD) Provinsi Gorontalo akan melakukan reses untuk memastikan dugaan yang dimaksud.
Hal ini langsung direspon anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Mohamad Nasir Majid sekaligus anggota legislatif (Aleg) Dapil Gorontalo Utara (Gorut). Menurut Nasir, sebelumnya ia bersama empat Aleg Dapil Gorut lainnya telah turun melakukan reses. Hasilnya pun juga masih proporsional artinya masih sesuai antara pekerja lokal dan non lokal
Namun menurut Nasir itu baru mereka lakukan di satu perusahaan di Gorut. Menindaklanjuti dugaan maraknya TKA unskill di Gorut, pihaknya kembali akan kembali turun lapangan untuk melakukan reses atas aduan FSPMI.
“Langkah yang kami lakukan adalah turun kembali termasuk ke perusahaan angrek karena kami belum pergi ke sana. Insyaallah saya akan mengajak teman-teman dari Dapil Gorut untuk kembali turun dan memastikan data-data terkait dengan pegawai-pegawainya,” ungkap Nasir
Kalau memang kedapatan tenaga lokal tidak proporsional kata Nasir pihaknya akan memperingati perusahaan tersebut.
“Karena memang sesungguhnya perusahaan yang masuk atau berinvestasi di Gorontalo secara umum ini mampu menyerap tenaga lokal daerah itu sendiri,” ujarnya (muhajir/gopos)