GOPOS.ID, GORONTALO – Temu Lintas Komunitas se-Gorontalo ‘Mopodunggaya wau Moporame‘ yang berlangsung dari tanggal 22 Juli hingga 23 Juli kemarin telah selesai. Kegiatan yang dipusatkan di Taman Limboto, Kabupaten Gorontalo tersebut berlangsung seru.
Ketua Panitia Temu Lintas Komunitas, Eko Kodai mengatakan, kegiatan ini awalnya diinisiasi oleh 4 komunitas yakni SSAB, Perpustakaan Mohammad Hatta, Pustaka Bergerak Indonesia dan FTBM. Selanjutnya bisa terlaksana berkat kecakapan Komunitas Orang Limboto Kreatif.
Menurut Eko, temu lintas komunitas ini diikuti oleh 52 komunitas serta mendapat dukungan dan perhatian penuh dari Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo.
“Bahkan jauh-jauh hari sebelum kegiatan bapak Ahmad Nawari selaku Pimpinan kantor Bahasa telah menyatakan kesiapannya untuk hadir dalam diskusi dan membersamai komunitas,” ujar Eko.
Meskipun tidak menyiapkan fasilitas undangan, panitia tidak membatasi pengunjung, siapa saja yang peduli Gorontalo disilahkan datang dan mengikuti kegiatan temu lintas komunitas tersebut.
Setiap peserta yang mengisi registrasi diwajibkan mengajukan isu yang berhubungan dengan gerakan komunitas itu sendiri. Ada 41 isu yang kemudian oleh tim perumus dikerucutkan menjadi 7 isu, keluhan atau ketidakpuasan bisa disampaikan pada sesi curhat.
“Diskusi ini terbagi menjadi 3 sesi, masing-masing sesi dipimpin oleh moderator yang berbeda dari komunitas yang berbeda pula,” tambah Eko.
Sesi pertama diskusi diikuti tidak hanya oleh komunitas tetapi juga dari unsur pemerintah yakni Kantor Bahasa, Balai Guru Penggerak, Balai Penjamin Mutu Pendidikan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gorontalo, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pohuwato.
Menurut penuturan Eko, mopodunggaya wau moporame ini diharapkan dapat membantu komunitas-komunitas untuk saling bertemu menjalin kemitraan dan kolaborasi sekaligus saling memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi masing-masing, serta dapat melahirkan gerakan secara kolektif untuk memajukan Gorontalo.
“Di sesi akhir komunitas diajak untuk mengenal diri sendiri dengan memaparkan bahkan diminta untuk menyombongkan apa-apa saja program yang telah dilakukannya. Agar Komunitas tahu bahwa mereka juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kehidupan masyarakat di segala bidang,” ujarnya.
Untuk meramaikan acara, tiap komunitas disilahkan mengirim perwakilannya untuk mengisi panggung pertunjukan, ada edukasi satwa, monolog, fantomim, menyanyi, baca puisi, dan lain sebagainya.
Di hari anak yang bertepatan dengan hari terakhir kegiatan Mopodunggaya Moporame, panitia menyelenggarakan lomba sketsa antar peserta dan lomba sketsa untuk anak juga lomba lapak terbaik.
“Ada satu hal yang ingin saya tambahkan juga yaitu mengenai apa yang dilakukan oleh Ibu Yusri Ismail, Kepala Bidang Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pohuwato yang turut hadir sekaligus memfasilitasi komunitas dari Kabupaten Pohuwato. Hal kecil menurut orang lain tapi hal besar bagi kami Komunitas,” sebutnya.
“Komunitas Pohuwato bahkan meminta agar kegiatan selanjutnya dilaksanakan di Pohuwato. Untuk tawaran ini menjadi bahan pertimbangan bagi panitia dan komunitas Orang Limboto Kreatif (OL) selaku IO pada acara temu komunitas kemarin,” kata Eko menambahkan. (muhajir/gopos)