GOPOS.ID, POHUWATO – Semangat kebersamaan dan toleransi antar umat beragama terpancar jelas dari kegiatan pembagian takjil yang digelar oleh siswa-siswi kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Randangan, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. Aksi sosial ini berlangsung di Jalan Trans Sulawesi, Desa Motolohu, Kecamatan Randangan, pada Sabtu, 15 Maret 2025.
Menariknya, kegiatan ini tidak hanya melibatkan siswa Muslim, tetapi juga siswa dari agama Kristen dan Hindu. Hal ini menjadi bukti nyata tingginya nilai toleransi yang dijunjung tinggi di SMA Negeri 1 Randangan, di tengah keberagaman suku, budaya, dan agama.
“Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang kami lakukan di bulan suci Ramadan. Tujuannya adalah untuk menanamkan rasa kepedulian dan semangat berbagi kepada sesama, serta memperkuat nilai-nilai karakter yang baik sesuai dengan Pancasila,” ujar Lidya Latif salah satu siswa.
Aksi bagi takjil ini mendapat sambutan positif dari masyarakat sekitar. Para siswa dengan senyum ramah membagikan takjil kepada para pengguna jalan yang melintas. Kegiatan ini tidak hanya membantu meringankan beban mereka yang berpuasa, tetapi juga menjadi contoh nyata indahnya kebersamaan dalam keberagaman.
Agus Ome sebagai wali kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Randangan mengapresiasi inisiatif para siswa. Agus mengatakan bahwa kegiatan positif ini sudah pernah dilaksanakan ditahun kemarin dan berharap kegiatan ini dapat terus dilakukan setiap tahun sehingga menjadi inspirasi bagi siswa lainnya untuk selalu menjunjung tinggi nilai toleransi dan kepedulian sosial.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Randangan Rosna Jaelani berharap minat peserta didik untuk berbagi dengan sesama terus meningkat di tahun-tahun mendatang.
“Kegiatan ini bukan hanya mengajarkan tentang memberi, tetapi juga menumbuhkan rasa empati, kepedulian dan toleransi di antara mereka,” kata Rosna.
“Salah satu bagian dari pendidikan karakter yg rutin dilakukan setiap tahun adalah nilai yg terkandung didalamnya adalah religius, sosial dan toleransi karena sebagian dari pemberi takjil dari umat Hindu dan Kristen,” sambungnya.
Kegiatan bagi takjil ini menjadi bukti bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk saling berbagi dan peduli. Justru, keberagaman menjadi kekuatan untuk mempererat tali persaudaraan dan menciptakan harmoni dalam masyarakat.
Tradisi berbagi takjil ini menjadi salah satu bagian penting dari upaya sekolah dalam membentuk karakter peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.(aas)