GOPOS.ID, GORONTALO – Wabah Corona Virus Diseas (Covid-19) membuat perguruan tinggi di Gorontalo mengganti perkuliahan di kelas dengan kuliah daring (online). Hal itu membuat banyak mahasiswa perantau memilih mudik/pulang kampung dan mengikuti perkuliahan online.
Namun tidak semua mahasiswa bisa pulang ke kampung halaman. Sebagian memilih untuk tetap bertahan di perantauan di tengah wabah Covid-19. Antara lain sejumlah mahasiswa asal Papua yang menimba ilmu di Gorontalo.
Selpianus Dogomo, (23) mahasiswa asal Papua yang berada di perantauan dan menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMG). Ia menceritakan suka duka tak bisa mudik. Salah satunya soal stok makanan di asrama.
“Di masa virus Corona, kami berupaya untuk tetap bertahan sebisa mungkin. Kami merespon satu sama lain misalnya ada teman yang punya makanan lebih, kami diundang untuk menikmati bersama, begitu juga sebaliknya, begitulah cara kami,” Ucap Selpianus kepada media di Aula UMG. Jumat, (15/5/2020)
Lebih lanjut selpianus mengatakan, untuk kiriman uang dari kampung halaman, ia bersama teman-temannya harus menunggu 2 sampai 3 hari. Sebab orang tua mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh menuju ATM.
“Itupun tidak semua mahasiswa mendapat pengiriman, tapi untuk bisa bernafas bersama, kami selalu bagi-bagi bersama untuk menikmati,” ujarnya
Selain itu, Selpianus mewakili teman-teman dari Papua mengucapkan terima kasih banyak kepada Pemerintah Provinsi Gorontalo yang tetap memperhatikan nasib mereka sebagai mahasiswa perantauan.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih, karena hari ini juga kami diberikan sembako dari pak Gubernur. Ini jadi pembelajaran untuk kita harus saling melengkapi dan membantu satu sama lain,” Tandasnya usai menerima bantuan sembako bersubsidi dari Pemprov Gorontalo. (Ari/Gopos)