GOPOS.ID, GORONTALO – Aksi dalam rangka mewujudkan ruang aman dan kampus bebas kekerasan seksual terus bergulir. Salah satunya dilakukan SALAM PUAN bersama Aliansi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo (IAIN SAG), serta Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo (UNG). Melalui kegiatan obrolan sore di halaman Rektorat UNG, Jumat (10/12/2021), SALAM PUAN mendorong terwujudnya ruang aman kampus di Gorontalo.
Obrolan sore mengusung tema Ruang Aman Bagi Mahasiswa, dan menampilkan narasumber Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UNG, Prof. Dr. Karmila Machmud, M.A, Penyuluh Madya Kanwil Kemenkumham Gorontalo, Rully Agus, S.H., M.H, serta Ketua Jurusan Bahasa Inggris, Novi Usu, M.A, sekaligus pengasuh Sekolah Puan di SALAM PUAN. Kegiatan obrolan sore ini juga merupakan rangkaian kampanye 16 Tahun Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
Dalam dialog menekankan pentingnya menghadirkan kampus yang aman dan adil bagi seluruh mahasiswa. Terlebih bagi mereka yang pernah menjadi korban kekerasan seksual. Kehadiran kampus yang aman dan bebas kekerasan seksual turut bergantung pada solidaritas mahasiswa sendiri untuk konsisten menyuarakan keadilan dan mendorong pihak kampus, negara, dan pihak-pihak lainnya melakukan langkah-langkah yang tepat sasaran dan berperspektif korban.
“Saya sangat mendukung Permendikbud Ristek No. 30 Tahun 2021 ini. Dan kami (UNG) akan segera membentuk satgas khusus yang akan menangani kasus-kasus kekerasan seksual di dalam kampus sebaga upaya untuk menyeriusi dukungan terhadap Permendikbud ini,” tegas Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Prof Dr. Karmila Machmud, M.A.
Hal senada disampaikan Novi Usu. Ia menyambut baik keseriusan kampus UNG dalam mendukung implementasi Permendikbud Ristek dalam mewujudkan ruang aman di kampus.
”Kekerasan di dalam kampus terjadi karena masih kurangnya ruang aman yang terbentuk. Untuk itu kita bergerak bersama menciptakan ruang aman itu untuk semua orang,” ajak Novi kepada peserta obrolan sore.
Ketua Pelaksana, Junianur, mengatakan kegiatan ini tidak berakhir di sini. Teman-teman HMJ yang telah hadir disini telah bersepakat untuk saling bersinergi dengan semua pihak yang konsen terhadap perwujudan ruang aman bagi mahasiswa di kampus.
“Kita akan mengawal gerak kampus-kampus di Gorontalo agar bisa mencipta ruang aman tersebut,” pungkas Junianur yang juga Ketua kelas Sekolah Puan.
Nur Hikmah PM dari Salam Puan menegaskan, substansi Permendikbud 30 berpihak pada korban. Ada mekanisme pencegahan yang komprehensif dan melibatkan civitas akademika melalui tata kelola yang ada di kampus. Memberikan perlindungan bagi korban dan saksi, bahkan penyediaan rumah aman bila diperlukan.
“Kepastian hukumnya jelas, ada sanksi yang tegas dalam penanganan kekerasan seksual di kampus,”ujar Hikmah menutup bincang sore.
Kegiatan yang diikuti oleh 137 mahasiswa ini ditutup dengan penandatanganan kesepakatan bersama di atas spanduk antar HMJ dan lembaga ekstra kampus untuk bersama mengawal ruang aman bagi perempuan di kampus.(hasan/gopos)