GOPOS.ID, GORONTALO – Pemilihan Gubernur (Pilgub) Gorontalo akan berlangsung dua tahun lagi. Namun sesuai instruksi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, para kandidat yang telah diputuskan dalam Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Gorontalo harus sudah bergeliat sejak hari ini.
Pasalnya untuk proses kampanye pada Pilgub mendatang berbeda dengan Pilgub sebelumnya. Dimana masa kampanye yang diberikan sangat singkat, maka dari itu sesuai instruksi dari Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartanto pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Pemenangan Pemilu, se-Sulawesi, di Hotel Claro, Makassar, Jumat lalu seluruh kandidat calon Gubernur harus sudah bergerak.
Ketua DPD I Partai Golkar Gorontalo, Rusli Habibie mengungkapkan DPD I Partai Golkar Gorontalo akan segera menyurat kepada lima kandidat calon Gubernur Gorontalo yang telah diputuskan pada Musda lalu untuk bergerak.
Kerja-kerja politik sudah dilakukan, termasuk bagi calon anggota DPRD Provinsi, kabupaten/kota yang akan diusung partai Golkar.
“Penugasan ini diinstruksikan langsung Ketum Airlangga kepada kami ketua DPD I dan DPD II di daerah. Dan kami harus segera menindaklanjuti itu. Karena di dalam penentuan calon Golkar nanti, semua berbasis survei. Siapa surveinya tinggi, maka itu yang akan direkomedasikan Partai Golkar,” ucap ketua DPD I Golkar yang mampu mempertahankan kursi Gubernur Gorontalo dua periode.
Dari lima nama bakal calon Gubernur Gorontalo yang telah disepakati pada Musda tersebut diantaranya Roem Kono, Tonny Uloli, Syarief Mbuinga, Marten Taha dan Idah Syahidah dipastikan memiliki kesempatan dan peluang yang sama.Â
Di dalam penentuan dan pemberian rekomendasi nanti, Rusli Habibie menjamin bahwa ia benar-benar indenpendent dalam menentukan bakal calon Gubernur Gorontalo yang diusung Golkar. Ia tak ingin mencederai kepemimpiannya tiga periode di DPD I Golkar dengan sikap keras maupun ambisinya.
“Meski ada istri saya (Idah Syahidah) disitu, tetapi Golkar punya mekanisme real. Dan itu sudah dijalankan jauh-jauh hari. Tidak lantas saya berkuasa, kemudian saya langsung menunjuk istri saya menjadi bakal calon Gubernur dari Golkar. Tidak seperti itu. Golkar punya mekanisme yang real dalam menjalankan organisasi dan kandidat siapa yang akan diberi amanah,” tegas Rusli.Â
Mantan bupati Gorontalo Utara itu mencontohkan independensinya di dalam menentukan calon kepala daerah. Kala itu dikatakan Rusli Habibie pada saat Pilkada Kabupaten Gorontalo, Bone Bolango dan Pohuwato. Beberapa kali ia didatangi oleh calon-calon kuat yang saat ini memenangkan Pilkada tiga daerah tersebut.
Mereka meminta anaknya Alham Habibie untuk dijadikan calon wakil Bupati di Pilkada. Namun karena ia melihat peluang anaknya tersebut tidak cukup untuk memenangkan kontestasi di Pilkada, ia tidak merekomendasikan Alham di bangku calon wakil Bupati.
“Orang bilang saya berkuasa, tetapi saya tidak mempergunakan kekuasaan saya untuk itu. Saya melihat hasil survei, hasil survei mengatakan sulit untuk menang, maka saya tidak memaksakan anak saya maju. Meski peluangnya ada, tapi itu tidak saya gunakan,” bebernya.
“Begitu pula untuk Pilkada serentak baik Pilgub maupun Pilkada kabupaten/kota. Kita gunakan mekanisme partai yang sudah kita jalankan sejak lama. Kalau itu berjalan baik, maka kemenangan akan kira raih. Patokan kami memenangkan kontestasi, bukan hanya meramaikan,” tandasnya. (andi/gopos)