GOPOS.ID, BONE BOLANGO – Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila yang memegang akreditas paripurna bintang lima kini terlilit hutang penyediaan Bahan Habis Pakai (BHP) dengan perusahaan penyedia. Kondisi ini pun sangat dirasakan oleh para pasien hemodialisa atau cuci darah di rumah sakit tersebut.
Informasi yang diperoleh gopos.id dari sumber terpercaya, saat ini ketersediaan stok BHP Hemodialisa memang sudah habis dan menjadi masalah besar sejak dua bulan terakhir.
Kondisi ini membuat RSUD Toto Kabila harus meminjam BHP dari rumah sakit lain yang ada di Provinsi Gorontalo hingga saat ini.
Yang lebih memprihatinkan, keadaan ini sudah dikomunikasikan dengan pihak manajemen RSUD Toto Kabila namun hingga saat ini belum menghasilkan titik terang.
Permasalahan ini pun harus membuat RSUD Toto Kabila harus merujuk pasien hemodialisa yang berjumlah sekitar 50 orang ke beberapa rumah sakit lain. Seperti RSUD Aloei Saboe dan RSUD MM Dunda Limboto.
Hal ini tentunya sangat memberatkan pasien, sebab harus mengeluarkan biaya transportasi yang tidak sedikit dalam sebulan. Apakah kondisi ini akan terus terjadi dan pasien hemodialisa akan terlantar?
Sementara itu, Direktur RSUD Toto Kabila dr. Ronald Ibrahim saat dikonfirmasi gopos.id melalui pesan whatsapp mengungkapkan, saat ini pihaknya sekarang masih menunggu pengiriman BHP dari pihak perusahaan penyedia.
Ia juga menjelaskan, untuk penanganan pasien pihak RSUD Toto Kabila berusaha untuk meminjam BHP dari rumah sakit lain.
“Jika BHP tersebut belum juga tiba kami sudah rencanakan juga untuk merujuk pasien ke rumah sakit lain yang ada di Provinsi Gorontalo,”ungkapnya.
Disisi lain, terkait hutang ratusan juta kepada perusahaan penyedia BHP, dr Ronald membeberkan pihaknya sudah melakukan pembayaran Rp200 Juta pada akhir bulan Mei dan Juni 2025 nanti. (adm-02/gopos)
Tulisannya berbobot tapi tetap easy to read. Pas banget buat dibawa diskusi di Kanal.id, komunitas tempat sharing bareng anak muda kreatif.