GOPOS.ID, GORONTALO – Sekitar 500 mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo menghadiri acara Dialog Publik 4 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK. Mengangkat tema Peluang dan Tantangan Generasi Muda Menghadapi Revolusi 4.0 itu berlangsung di Auditorium Universitas Negeri Gorontalo.
Kegiatan tersebut merupakan kerjasama antara Kantor Staf Presiden dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Dialog publik ini merupakan bagian dari kegiatan diseminasi capaian Pemerintahan Jokowi-JK di Provinsi Gorontalo. Dalam kegiatan tersebut, para peserta menyaksikan paparan tentang capaian saat ini dan tantangan masa depan Indonesia.
Septriana Tangkary, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemkominfo yang menjadi narasumber pembuka mengatakan bahwa saat ini Indonesia sudah menapaki era Revolusi Industri 4.0. Ini ditandai dengan serba digitalisasi dan otomasi aspek kehidupan masyarakat.
Namun, belum semua elemen masyarakat menyadari konsekuensi logis atau dampak dari perubahan-perubahan yang ditimbulkannya.
“Hari ini semua orang membicarakan Revolusi Industri 4.0, sebetulnya hal ini merupakan peluang atau tantangan?” tanya Yanuar Nugroho Deputi II Kepala Staf Kepresidenan dalam membuka paparannya.
Baca juga : Rusli Habibie Raih APPSI Gubernur Awards
Hadir juga dalam dialog publik tersebut Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih, dan Wakil Rektor I Universitas Negeri Gorontalo Prof. Dr. Ir. Mahludin H Baruwadi.
Arah pembangunan di tahun kelima ini difokuskan pada pembangunan manusia guna mempersiapkan Indonesia mengahadapi tantangan dan peluang masa depan. Deputi II Kepala Staf Kepresidenan menjelaskan komitmen pemerintah dalam pembangunan manusia, dengan menganggarkan tidak kurang dari Rp 375 Triliun pada tahun 2018.
Ini peningkatan sebesar 26 persen dan merupakan anggaran tertinggi sejak 4 tahun terakhir. Sebesar 17 persen dialokasikan untuk Kesehatan, 40 persen untuk Pendidikan, dan 43 persen untuk Perlindungan Sosial.
“Pemerintah meningkatkan jumlah penerima beasiswa dari 196 ribu menjadi 368 ribu di tahun 2018 dan pemberian tunjangan profesi kepada 210 ribu guru non-PNS untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru,” jelas Yanuar.
Di tahun 2016, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) baru dilakukan di 500 sekolah, tahun 2018 sudah di 188 ribu sekolah.
Tahun 2045 penuh tantangan baru lalu pemanfaatan peluang dan antisipasi menuntut sikap kritis serta dialog dan ko-kreasi pemerintah dan publik multak terjadi.
“Tidak ada ceritanya pemerintah kerja sendirian, pemerintah perlu bekerja sama dengan berbagai pihak,” kata Yanuar.
Menanggapi hal tersebut, Gati Wibawaningsih menjelaskan bahwa Kementerian Perindustrian telah membentuk program start-up.
Baca juga : Dikes Provinsi Tangani Korban Banjir Boalemo
“Kami adakan kompetisi dan di tahun 2020 kita bekerja sama dengan Pemerintah Swiss untuk mengembangkan start-up tersebut,” paparnya. “Pemerintah akan terus berkoordinasi untuk memajukan negeri ini,” tambahnya.
Pemerintah telah mempersiapkan peta jalan atau road map berjudul Making Indonesia 4.0, yaitu strategi Indonesia memasuki era digital saat ini.
“Presiden Jokowi berharap sektor industri 4.0 ini dapat menyumbang penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta investasi baru yang berbasis teknologi,” jelas Septriana.
Sebagai penanggap, Bupati Nelson Pomalingo berpesan kepada para mahasiswa yang hadir bahwa di era digital ini, generasi muda harus kreatif, inovatif, dan berkarakter.
“Hal yang harus adik-adik lakukan adalah belajar, belajar, belajar,” jelasnya. (rls/adm-01)