GOPOS.ID, BONE BOLANGO – Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Kris Wartabone nyaris menjadi korban panah wayer di kompleks kediamannya sendiri di Desa Bube, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Selasa malam (22/8/2023). Insiden tersebut terjadi setelah Kris pulang melaksanakan salat isya di masjid yang tidak jauh dari rumahnya.
Kris Wartabone mengatakan, saat dalam perjalanan pulang di simpang empat tiba-tiba ada yang memaki dirinya. Setelah dimaki, pelaku tersebut langsung menyusul Kris. Kris lantas bertanya kepada yang bersangkutan alasan dirinya melontarkan makian. Tidak lama setelah itu, pelaku langsung mengambil sebilah parang.
“Saya langsung lompat cari batu di situ tidak dapat batu. Lantaran ribut-ributnya anak saya dengar dari dalam rumah dan keluar. Tidak tau dia panah di sini, depan rumah,” ujar Kris.
Suasana menjadi tegang saat itu, pelaku kemudian melepaskan panah wayer ke arah Kris. Beruntung panah wayer yang dilepaskan itu tidak mengenai politisi PDI-Perjuangan tersebut.
“Pas tidak kena (panahnya) dia cabut lagi parangnya. Nah dari situ masyarakat mulai menghentikan dia (pelaku),” kata Kris.
Kris mengatakan hal yang dilakukan oleh pelaku sangat berbahaya. Bahkan penjual sate yang tidak jauh dari lokasi juga nyaris menjadi korban. Bahkan di bentor milik pelaku memuat batu, parang hingga busur panah wayer.
Pelaku kemudian bisa diamankan oleh masyarakat dan langsung di bawah ke Polres Bone Bolango. Menurut Kris, dari keluarga orang tersebut mengaku bahwa yang bersangkutan atau pelaku mengalami gangguan mental.
“Katanya mau dibawa dulu ke rumah sakit Tombulilato kalau dia benar ODGJ saya minta pihak keluarga untuk melakukan obsevasi sampai enam bulan penyembuhannya. Tapi kalau dia sehat saya keberatan. Karena dia sudah ada niat mencelakai orang lain dibuktikan di bentornya bawa batu, panah dan parang. Sementara saya tidak tahu apa masalahnya,” kata Kris.
Pelaku hanya terdiri satu orang dengan perkiraan umur 50an tahun. Keluarga pelaku masih jadi tetangga sekampung dengan Kris Wartabone. Kris masih memberikan kesempatan kepada keluarga untuk membawa pelaku supaya di observasi di rumah sakit Tombulilato.
“Kalau dia sehat saya minta pertanggungjawaban. Karena saya hampir saja terkena panah wayer untuk saya bisa menghindar,” kata Kris.
Kris mengatakan bahwa dari masyarakat bahkan keluarga meminta agar pelaku bisa diberi efek jerah dengan proses hukum.
“Malah pihak keluarganya minta diporses hukum supaya ada efek jerah. Cuma saya bukan pendendam, saya meminta pihak keluarga untuk mengawasi betul dia karena saya punya cucu, punya anak jangan sampai dia bawa bentor bisa membahyakan orang lain. Itu tadi pas di polres ada masyarakat minta dihukum ini orang. Ini orang karena dianggap membahayakan,” kata Kris.(muhajir/gopos)