GOPOS.ID, BLITAR – Mengantisipasi melonjaknya kasus positif Covid-19, Wali Kota Blitar mengharuskan pekerjaan migran Indonesia (PMI) yang pulang dari luar negeri untuk menaati peraturan pemerintah terkait kepulangan PMI.
Berdasarkan rapat koordinasi dengan Gubernur Jawa Timur, para PMI yang baru pulang diharuskan melakukan isolasi selama 5×24 jam untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19. Hal itu supaya kampung halaman dari para PMI bisa dalam kondusi yang lebih aman.
“Camat, Lurah sudah kita imbau, untuk mengecek kehadiran warganya, sehingga ketika nanti ada yang pulang segera dicek untuk segera dilaporkan. Kemudian ketika terindikasi akan melakukan isolasi 5×24 jam,” kata Santoso, usai Rakor Anev Percepatan Penanganan Covid-19, di Ruang Sasana Adi Praja, Rabu (28/4/2021).
Menurutnya, Pemkot Blitar sendiri akan melakukan antisipasi adanya PMI yang datang dari luar negeri secara liar. Dengan selalu berkoordinasi bersama keimigrasian. Hal tersebut untuk memastikan kepulangan dari PMI, apakah mereka perlu dijemput atau mereka harus pulang sendiri.
“Kita nanti juga akan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur untuk melakukan mekanisme penjemputan data-data PMI yang datang dari luar negeri,” jelasnya.
Bagi Santoso, kejelasan informasi kepulangan PMI sangatlah penting, sehingga nanti bisa ditangani dan dikoordinasikan bersama pihak-pihak terkait. Dihawatirkan kalau mereka pulang sendiri-sendiri, nanti persebaran Covid-19 semakin tidak terkendali, tetapi kalau di bawah koordinasi akan selalu terpantau.
Di samping antisipasi terhadap PMI, Pemkot Blitar juga melakukan antisipasi mudik lebaran pada tahun ini. Untuk ASN, Pemkot sudah memberikan pelarangan mudik, sedangkan antisipasi pemudik dari luar kota akan dilakukan penjagaan kepolisian di pintu masuk Kota Blitar.
Baca juga: Penanggulangan Stunting Butuh Sensitifitas dan Kolaborasi
“Tadi (Rakor Anev) sudah disampaikan pemaparan dari bapak Kapolres, Dandim, Sekretaris Satgas Covid-19, terkait pengamanan mudik lebaran serta antisipasi PMI,” imbuhnya.
Santoso berharap, langkah-langkah yang disampaikan dalam mengantisipasi mudik lebaran tahun ini sangat efektif. Sehingga tidak terjadi lonjakan kasus yang positif, karena jika dilihat saat ini indikasinya sudah mulai bertambah.
“Kondisi di rumah sakit (RSUD Mardiwaluyo) jumlah kamarnya sudah mulai banyak yang berpenghuni. Kalau untuk ruang isolasi masih landai belum terlalu kelihatan. Bukan tidak mungkin akan dibuka posko-posko seperti waktu lalu,” pungkasnya. (mt/adv/humas/gopos)