GOPOS.ID, GORONTALO – Balai Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Bone Bolango Provinsi Gorontalo sedikit lagi akan merampungkan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL).
Program yang berlokasi di lima Kabupaten diantaranya, Kabupaten Gorontalo, Boalemo, Gorontalo Utara, Pohuwato dan Bone Bolango direncanakan rampung pada Oktober mendatang.
Untuk melihat progres dari program RHL itu, BPDAS-HL Bone Bolango bersama DPRD Provinsi Gorontalo mengunjungi beberapa titik yang menjadi fokus program RHL, Rabu (29/92021).
“Sudah sesuai target kami. Dimana program RHL yang berjalan mulai dari tahun 2019 hingga 2021 ini kita targetkan ada 12.300 hektare untuk dihebalitasi. Namun yang kita serahkan ke Pemerintah Provinsi Gorontalo sebanyak 11.890 hektare dan sisa lahannya 410 hektar diserahkan ke pemangku kawasan konservasi,” ucap Kepala BPDAS-HL Bone Bolango, Heru Permana ketika meninjau program RHL di Desa Rumbia, Kabupaten Boalemo.
Heru menjelaskan untuk tanaman yang ditanam di lokasi RHL itu adalah jenis tanaman tahunan seperti tanaman kayu dan tanaman buah-buahan.
Untuk jenis tanaman kayu yang ditanami itu antara lain, Nyato, Mahoni dan Gemelina. Sedangkan untuk buah-buahan diantaranya, Jambu Mete, Rambutan, Pala dan Durian.
Dengan adanya program RHL ini diharapkan mampu dioptimalkan dan dikelola dengan baik oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo. Sebab program ini memberikan akses ke warga sekitar untuk mengelola dan memanfaatkan tanaman dengan baik.
“Usai penyerahan nanti ada beberapa usulan lokasi-lokasi RHL kemungkinan akan dijadikan perhutanan sosial. Sehingga masyarakat bisa mengelolanya lewat skema hutan kemasyarakatan atau hutan desa, agar vegetasi yang sudah ditanam bisa bermanfaat dan lestari hutan terus terjaga,” paparnya.
Ditempa yang sama, Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Mohamad Kris Wartabone yang ikut meninjau lokasi RHL itu memberi apresiasi atas kinerja dari BPDAS-HL Bone Bolango Provinsi Gorontalo.
Sebab menurut politisi Partai PDIP itu dengan adanya program tersebut masalah lahan-lahan kritis di Gorontalo dapat dituntaskan. Ia berharap kedepannya lahan-lahan kritis yang masih belum dikelola dengan baik, dapat difungsikan kembali dengan program-program serupa.
“Kerja keras dari jajaran BPDAS-HL Bone Bolango patut kita ajungi jempol. Sebab dari tahun 2019 mereka sudah bekerja dengan maksimal menuntaskan masalah lahan kritis. Mereka rehabilitasi dengan menanam dengan berbagai macam tanaman,” ucapnya.
“Program Nasional ini dijalankan dengan baik di Gorontalo, sehingga kedepannya program ini akan diserahkan ke pemerintah daerah untuk pengelolaannya. Nanti ini akan menjadi prioritas kami,” tutup Kris. (andi/gopos)