GOPOS.ID, BLITAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar terus berupaya memberikan jaminan sosial kepada para petani. Salah satu langkah yang dilakukan, yakni menjalankan program Asuransi Jiwa Sedulur Tani (Aji Tani) yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
Program Aji Tani sendiri berfungsi sebagai insentif khusus yang diberikan oleh Pemkab Blitar kepada petani melalui program Pemberian Bantuan Iuran Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Sehingga menjadi wujud kepedulian Pemkab Blitar kepada petani.
“Program ini memberikan perlindungan jiwa kepada petani dengan harapan memberikan rasa aman dan nyaman bagi para petani dalam bekerja dari risiko kecelakaan kerja bahkan dari resiko kematian,” kata Bupati Blitar Rini Syarifah dalam kegiatan edukasi Aji Tani di Hall Grand Mansion 2 Kanigoro, Kabupaten Blitar, Rabu, 28 Agustus 2024.
Bupati Rini menyebut, dirinya pernah menyampaikan bahwa krisis pangan kini berada di depan mata, sebagaimana yang diprediksi organisasi pangan dunia FAO akan terjadi bencana kelaparan di tahun 2050. Sehingga peningkatan produktifitas sektor pertanian dalam upaya mengatasi isu krisis pangan dan iklim yang ekstrim harus dilakukan.
“Untuk itu saya sangat menyambut baik dengan Program Aji Tani, karena merupakan strategi terbaru yang diupayakan Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Tenaga Kerja dalam meningkatkan citra profesi menjadi seorang petani,” ucapnya.
Menurutnya, berdasarkan data BPS Kabupaten Blitar tahun 2023 bahwa sektor pertanian berperan sangat strategis di wilayah Kabupaten Blitar. Dalam perekonomian daerah, sebesar 30,75% PDRB Kabupaten Blitar berasal dari kontribusi sektor pertanian, perkebunan serta perhutanan dan sektor tersebut merupakan penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Blitar.
Selain itu, sektor pertanian juga menyerap 38,57% tenaga kerja di wilayah Kabupaten Blitar. Namun di sisi lain data BPS Kabupaten Blitar tahun 2023, juga mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Blitar mencapai 4,91%. Hal ini berarti, 4 – 5 orang pengangguran dari setiap 100 orang angkatan kerja.
“Dan jumlah orang yang berminat bekerja di sektor pertanian mengalami penurunan 1,42% dibanding tahun sebelumnya. Kondisi demikian menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Blitar untuk mengembalikan minat masyarakat bekerja di sektor pertanian,” ungkapnya. (adv/dbhcht/gopos)