GOPOS.ID, GORONTALO – Kantor Wilayah Kementrian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Gorontalo turut angkat bicara terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang menimpa T alias Tam.
Tam adalah oknum pimpinan pondok pesantren yang diduga melakukan pencabulan terhadap santriwatinya.
Sebelumnya Tam telah dilaporkan oleh 5 orang tua santriwati di pondok pesantren tersebut ke polres Boalemo, karena diduga telah melakukan pencabulan.
Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kanwil Kamenag Provinsi Gorontalo, Dr. Misnawaty S. Nuna S.Ag, MH mengungkapkan bahwa sebagai mitra dari pondok pesantren tersebut. Mereka ikut prihatin atas apa yang menimpa Tam. Mereka menilai bahwa sebagai manusia yang tak luput dari salah, ini merupakan cobaan yang diberikan kepada Tam.
“Sepanjang kami berinteraksi dengan beliau dan dalam pergaulan kami dengan beliau. Kami tidak pernah melihat bahwa beliau ini terindikasi genit. Karena laki-laki genit itu bisa diperhatikan dari cara ia memandang, gerak-gerik tubuhnya dan kata-katanya. Beliau adalah orang yang baik dan insya Allah ilmu agamanya juga baik,” ujar Misnawaty kepada gopos.id, Rabu (11/9/2019).
Baca juga : Bermoduskan Interogasi, Pimpinan Pesantren di Boalemo Cabuli Santrinya
Menurut Misnawaty, mereka tau persis bagaimana gigihnya Tam dalam membangun pondok pesantren tersebut mulai dari nol. Bahkan seluruh harta bendanya, gajinya, semua didedikasikannya untuk pondok pesantren tersebut.
“Bahkan hingga hari ini, gajinya sebagai salah satu ASN di instansi vertikal tersebut hanya membayar honor guru-guru di pondok pesantrennya. Hal ini dilakukan saking beliau ingin agar masyarakat di sekitar situ paham terkait ajaran agama. Karena memang di tempat terpencil itu menurut cerita dari beliau, masih minim terkait ajaran agama,” terang Misnawaty.
Lebih lanjut Misnawaty menerangkan bahwa hal inilah kemudian yang membuat hati Tam hancur dan kecewa.
Karena pondok pesantren yang sudah lama dibangunnya dengan seluruh jiwa raganya itu, ternyata gagal. Tam masih mendapati anak didiknya masih kedapatan berpacaran di dalam pondok.
“Informasi yang kami dapat yang langsung dari beliau dan juga beberapa rekan di Kementerian Agama kabupaten Boalemo bahwa beliau sama sekali tidak ada niatan melakukan pelecehan kepada para santri itu. Tapi hanya ingin melakukan pembinaan. Sebab betapa beliau hancur dan kecewa setelah mendapati santrinya berpacaran,” lanjutnya.
Baca juga: Bejat! Pimpinan Pondok Pesantren di Boalemo Diduga Cabuli 13 Santrinya
Sejalan dengan itu, Misnawaty menegaskan bahwa ia melihat sebagai manusia kita tidak luput dari salah. Tam juga telah mengakui kekeliruannya bahwa dalam menginterogasi anak-anak atas kesalahan mereka karena pacaran. Membina anak-anak sampai harus berlebihan dengan memperagakan segalanya seperti itu.
“Saya kira ini menjadi pembelajaran bagi kita semua bahwa dalam melakukan tindakan tersebut harus mengedepankan realitas. Sehingga hal-hal seperti ini tidak akan terjadi,” tandasnya (muhajir/gopos)