GOPOS.ID, GORONTALO – Rokok menjadi salah satu faktor pemicu kemiskinan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, rokok memberi kontribusi 15,47 persen terhadap garis kemiskinan di perdesaan dan sebesar 1,24 di perkotaan.
Meski begitu, tingkat konsumsi rokok masih cukup tinggi. Terkait hal itu, Dinas Kesehatan Provinsi (Dinkesprov) Gorontalo berharap, masyarakat dapat mengurangi konsumsi rokok. Sebab, dalam sebatang rokok mengandung zat beracun dan berbahaya bagi tubuh.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Misranda E. U. Nalole M.Si menilai, tingginya konsumsi rokok dikarenakan masih minimnya pemahaman masyarakat akan bahaya rokok itu sendiri.
“Kebiasaan masyarakat kita ini lebih memilih membeli rokok ketimbang beli ikan. Yang artinya mereka belum tahu bahwa akibat dari merokok ini sangat-sangat fatal bagi kesehatan,” ujar Misranda kepada wartawan gopos.id, Selasa (16/07/2019).
Baca juga: APBD Gorontalo 2020 Diproyeksi Rp2 Triliun
Di samping itu, Misranda menyatakan, dinas kesehatan Provinsi Gorontalo tidak henti-hentinya melakukan upaya menghentikan kebiasaan masyarakat untuk merokok.
“Kami dari dinas kesehatan provinsi tidak henti-hentinya melakukan promosi melalui media massa agar masyarakat bisa menghentikan kebiasaan merokok,” terangnya.
Menurut Misranda kebiasaan masyarakat untuk merokok masih tinggi dan sudah seharusnya masyarakat memerlukan edukasi dan promosi tentang bahaya rokok.
“Sudah cukup banyak upaya yang kita lakukan tetapi ketika kita masuk di masyarakat belum sesuai harapan. Kita itu memerlukan edukasi dan promosi untuk kita saling mengingatkan bahaya rokok,” tandas Misranda.(muhajir/gopos)