GOPOS.ID, GORONTALO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan melakukan panen jagung di Gorontalo. Seiring kegiatan tersebut, para petani di Gorontalo meminta Jokowi memerhatikan nasib mereka. Yakni dengan menghentikan impor jagung.
Roni Abbas, petani jagung di Limboto, Kabupaten Gorontalo mengaku senang dengan kedatangan Jokowi. Apalagi, kedatangan Jokowi kali ini untuk melakukan panen jagung. Ia pun berharap, kegiatan Presiden tersebut bisa memberikan dampak positif terhadap para petani jagung di Gorontalo.
“Salah satu masalah yang sering kami hadapi adalah harga jual ketika panen. Apalagi dengan adanya kabar impor jagung. Otomatis cukup berpengaruh terhadap harga jual di pasaran,” ujarnya.
Baca juga : Jokowi Bakal Panen Jagung di Gorontalo
Hal senada disampaikan Irwan Muhammad, petani jagung di Bone Bolango. Ia berharap, pemerintah dapat melindungi dan memperhatikan kalangan petani. Tidak hanya terbatas pada pemenuhan produksi saja, tetapi sampai pada aspek pasca produksi dan pemasaran.
“Stabilitas harga sangat perlu. Apalagi ketika panen kemudian ditambah dengan impor jagung. Biasanya pada waktu-waktu begitu harga jagung akan turun,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dalam kunjungan ke Gorontalo belum lama ini mengklaim berhasil mengurangi impor jagung. Menurut Amran, pada 2018 Indonesia berhasil mengekspor jagung sebanyak 380 ribu ton. Memang ada impor jagung 100 ribu ton. Impor tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Meski begitu, Amran Sulaiman menegaskan, selama tiga tahun berturut-turut, Kementan sudah berhasil mengurangi impor 3,5 juta ton/tahun.
“Nilainya itu sekitar Rp10 triliun per tahun. Itu artinya kita (Kementan) sudah menghemat sekitar Rp30 triliun selama tiga tahun,” ujar Amran.(adm-02)