GOPOS.ID, MARISA – Sejumlah petani di Desa Buntulia Utara, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato mengalami gatal-gatal usai melakukan aktivitas di lokasi persawahan.
Mereka menduga menduga penyebab gatal-gatal tersebut disebabkan air yang sudah terkontaminasi logam berat dari aktivitas pertambangan di lokasi tambang Pohuwato.
“Karena aliran air ini berasal dari wilayah pertambangan yang ada di kawasan tambang. Dalam beberapa bulan ini petani ini sering mengalami gatal-gatal. Apalagi jika air yang berasal dari tambang alirannya besar. Ini bukan nanti kemarin baru terjadi seperti ini, sudah dari bulan-bulan lalu saya menderita gatal-gatal seperti ini,” ungkap salah satu petani, Alwin Balu kepada gopos.id, Rabu (2/6/2021).
Alwin mengatakan gatal-gatal ini tidak hanya dialami oleh dirinya, tetapi juga dialami oleh para petani yang berada di lokasi setempat. Dia mengaku selama ini belum ada juga pemerintah yang turun langsung menyaksikan kondisi mereka.
“Kasihan petani disini pak. Kami juga kalau bisa meminta pihak terkait untuk menghentikan aktivitas di pertambangan Marisa,” imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pohuwato, Bahari Gobel, S.IP mengatakan dirinya sudah beberapa kali menurunkan tim ke lokasi untuk mengambil sampel dari air sungai yang diduga terkandung logam berat yang menyebabkan warga gatal-gatal.
“Itu sudah sering kita ambil sampel untuk dikirim ke Laboratorium. Dan sampai saat ini hasilnya masih kita tunggu,” kata Bahari Gobel.
Saat ditanya apakah penyakit gatal-gatal itu disebabkan oleh pekerjaan tambang Marisa. Ia belum memastikan hal tersebut. Apakah aliran air mengandung logam berat atau zat lainnya yang membuat petani di sekitaran Buntulia mengalami gatal-gatal.
“Saya juga sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Pohuwato untuk bisa turun memeriksa kondisi dari petani yang mengalami penyakit tersebut,” tandasnya. (Ramlan/gopos)