GOPOS.ID, GORONTALO – Peran Multipihak nampaknya sangat diperlukan khsusnya dalam memitigasi dan mengadaptasi perubahan iklim.
Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo saat menjadi Narasumber pada Acara Aksi Iklim Inklusif dan Kolaborasi Untuk Penguatan Strategi Pembangunan Jangka Panjang Kepemimpinan Generasi Muda dan Kontribusi Aktor Non Pemerintah TimerForActionIndonesia di Century Park Hotel Jakarta Pusat, Selasa (10/11/2021).
“Kolaborasi dan kontribusi multipihak adalah pesan kunci dalam strategi dan aksi menghadapi perubahan iklim,” ungkapnya.
Nelson membeberkan, tanpa keterlibatan multipihak tidak ada jaminan terlaksananya tujuan jangka panjang pembangunan berkelanjutan,rendah emisi, dan berketahanan iklim.
“Pemerintah, lembaga, swadaya masyarakat, akademisi, lembaga filantropi, komunitas, masyarakat adat, swasta, semua elemen harus bergandeng tangan dalam orkestra kolaborasi,” bebernya.
Nelson mengatakan, upaya mewujudkan berbagai praktik yang lebih berkelanjutan harus dipandu oleh
kebijakan-kebijakan nasional yang lintas sektoral, saling terkait, dan holistik yang secara konsisten baik Upaya-upaya kolaboratif untuk memperbaiki akses pendanaan inovatif periode 2016-2024.
“Kami berkomitmen dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” ujar Nelson.
Untuk diketahui pada 2019, Nelson Pomalingo terpilih sebagai Ketua Program Bisnis Berkelanjutan di Lingkar Temu Kabupaten Lestari, sebuah asosiasi pemerintah kabupaten yang mendorong
pembangunan berkelanjutan.
Dirinya memimpin beberapa inisiatif demi mewujudkan kabupaten lestari. Antara lain, menyelenggarakan Masterclass untuk Investasi Berkelanjutan, mendukung anggota kabupaten untuk menarik investasi, serta merancang indeks kerangka daya saing regional sebagai alat pelaporan sukarela dan Sejak 2017 wilayah ini telah memasukkan perspektif iklim dalam rencana pembangunan maupun penganggaran.
Bahkan saat ini, Kabupaten Gorontalo sedang dalam proses mengajukan proposal lintas pemangku kepentingan kepada Green Climate Fund (GCF) tentang pertanian berkelanjutan yang terintegrasi. Industri yang berbasis masyarakat dan memiliki nilai tambah diharapkan menjadi tulang punggung pertanian yang terintegrasi ini. (Putra/Rls/Gopos).