GOPOS.ID, KWANDANG – Siapa yang tak kenal sosok yang satu ini. Dia adalah Titi Minarti Buo, perempuan kelahiran 1992 asal Gorontalo ini sukses di usaha kulinernya. Meski di tengah persaingan usaha yang semakin kekinian, perempuan akrab disapa Titi tetap konsisten.
Usaha yang dirintis semenjak tahun 2015 itu, mengalami kemajuan yang pesat. Betapa tidak, dari olahan yang awalnya hanya Sambal Sagela, kini sudah beragam olahan yang diproduksinya.
Diantaranya seperti Nike Krispi, Sambal Nike, Acar tuna, Sambal tuna, Sambal cakalang, Acar Cakalang, Sambal Sagela, Acar Ayam, Kripik Goroho Sambal Sagela, Kripik Goroho gula Aren, Acar Ayam dan terskhir Sambal Cumi.
Bahkan saking larisnya, tak sedikit pula Ibu-ibu pejabat doyan dengan hasil olahan yang dibuatnya. Untuk memenuhi pembeli, dia bersama 6 orang karyawannya harus memproduksi banyak olahan khas Gorontalo tersebut.
Di bulan suci ramadhan, Titi mengakui bahwa omsetnya meningkat. Sebab banyak pesanan yang masuk untuk dijadikan ole-ole mudik lebaran.
“Jadi bukan hanya ibu pejabat, bahkan sering dibawa ketika orang ke luar negeri. Kemarin saja olahannya sempat dibawa ke Kalimantan, orang pergi ke umroh saja beli olahan, orang ke luar negeri beli olahan siap saji, karena mudah dibawa kemana-mana dan praktis,” kata Titi.
Perempuan anak satu tersebut terbilang gigih dalam melakukan setiap inovasi di bidang kuliner, terutama dalam mengolah makanan siap saji. Bakat yang ditekuni saat ini, telah dia torehkan ketika mengikuti lomba. Dari situ sejak 2018-2019 Titi kemudian diundang ke istana negara dalam acara kenegaraan.
Berkat kepiawaian mengolah beragam makanan, sampai-sampai dirinya pun pernah tampil di berbagai station tv nasional.
Bendahara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Kota Gorontalo ini bertutur bahwa sudah saatnya perempuan menjadi seorang entrepreneurship. Dimana menurutnya kesuksesan yang hakiki itu bukan saja harus menjadi pejabat. Akan tetapi kesuksesan juga bisa diraih dengan menjadi seorang kewirausahaan.
“Menjadi sukses itu tergantung diri kita sendiri yang ingin berusaha. Kalau kita punya modal dasar yakni pengetahuan serta didukung finansial, maka lakukan saja sesuatu yang baru dengan cara kreatif dan penuh inovasi,” tuturnya.
Untuk sampai pada titik sekarang, katanya tidaklah mudah. Butuh perjuangan, do’a dan konsistensi dalam menjalankan usaha tersebut. Meski sudah terbilang sukses, namun bagi perempuan 31 tahun ini keluarga yang jadi nomor satu.
“Intinya yang diperlukan itu harus survive (bertahan hidup), dalam keadaan apapun,” tutupnya. (Isno/gopos)