GOPOS.ID, GORONTALO – Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Gorontalo, menggelar Workshop sinkronisasi terhadap pentingnya peran perempuan dalam pemetaan dunia usaha industri guna menekan pencapaian Indeks Pemberdayaan Gender.
Dinas sosial PP dan PA Provinsi Gorontalo, Risjon Kujiman Sunge mengatakan. Setiap peserta dalam kegiatan tersebut harus merumuskan kebijakan strategis dalam upaya pemberdayaan perempuan. Serta melakukan analisis situasi keberdayaan perempuan dalam dunia usaha dan industri.
Baca juga : Begini Penjelasan Soal Warisan Geologi akan Dijadikan Geopark
“Kami memberikan gambaran. Tentang bagaimana pentingnya peran perempuan dalam memberikan kontribusi pencapaian Indeks Pemberdayaan Gender (IGD),” kata Risjon Kujiman Sunge.
Menurutnya, pemetaaan potensi dunia usaha dan industri sangat berperan aktif. Upaya ini agar memberdayakan perempuan, juga perumusan langkah strategis dalam akselerasi peningkatan peran dunia usaha dan industri dalam pemberdayaan perempuan.
“Kami melakukan sinkronisasi program peran dunia usaha dan dunia industry, termasuk tantangan yang harus dihadapi, aksesbilitas dalam mencapai peluang kerja di tengah dunia bisnis yang menggeliat,” ujar Risjon Kujiman Sunge.
Baca juga : Bahasa Soal Penanggulangan Kemiskinan Melalui Forum Data
Ia mengakui masalah yang sedang dibahas ini belum sepenuhnya terpetakan potensi dan perannya dalam pemberdayaan perempuan. Keberhasilan pembangunan pemberdayaan perempuan dan perwujudan kesetaraan gender sangat berpengaruh terhadap pembangunan anak yang berkualitas yang dilahirkan oleh perempuan yang memiliki SDM berkualitas pula.
Dari data indeks pemberdayaan Gender Provinsi Gorontalo tahun 2018 telah mencapai 71,09 persen lebih rendah dari capaian nasional yang 71,74 persen.
“Pembentuk Indek Pemberdayaan Gender (IDG) adalah perempuan sebagai tenaga manager, Profesional, admisitrasi teknisi telah mencapai 57,73 persen lebih tinggi dari angka nasional yang sebesar 47,59 persen. Sedangkan kontribusi pendapatan perempuan dalam rumah tangga baru mencapai 26,10 persen dari rata rata nasional yang mencapai 36,62 persen,”tutunya. (Isno/rls/gopos)