Momen Hari Perempuan Internasional
GOPOS.ID – Problematika perempuan yang terjadi di Gorontalo menjadi topik utama dalam diskusi yang digagas Salam Puan dalam momen memperingatan Hari Perempuan Internasional. Diskusi yang digelar di Aula Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo, Jumat (8/3/2019) mengambil tema ‘Mewujudkan Ruang Hidup Demokratis, Sejahtera dan Bebas Kekerasan’. Kegiatan ini sekaligus Launching Sekolah Puan Kelas Mahasiswa.
Julianur Rajak Husain menjadi pemandu acara ini. Dengan menghadirkan narasumber tokoh jurnalis perempuan, Debby Hariyanti Mano yang mengulas seputar eksploitasi dan komersialisasi perempuan dalam media. Kemudian ada Novi Rusnarti Usu, akademisi yang mengupas soal perspektif perempuan dalam dunia pendidikan. Terakhir Ketua Salam Puan, Asriyati Nadjamuddin yang membedah peran sosial politik perempuan.
Dalam diskusi ini terungkap beberapa hal. Dimana menurut Debby bahwa kurangnya perhatian pemerintah terhadap sistem dan dan kebijakan yang mencegah dan menangani meluasnya kekerasan terhadap perempuan berbasis siber.
“Perusahaan media dan lembaga profesi jurnalis yang memproduksi isi pemberitaan tidak ramah terhadap perempuan. Tidak adil terhadap gender dan tak berpihak pada korban,” ucapnya.
Debby mencontohkan beberapa pemberitaan media online yang cenderung mengeksploitasi korban kriminal utamanya perempuan.
Sementara itu, Asriyati dalam diskusi itu lebih menekankan soal pengambilan kebijakan di legislatif maupun eksekutif dapat diinisiasi dan didorong oleh perempuan.
Novi R. Usu menambahkan bahwa perspektif perempuan dalam kehidupan bernegara di Indonesia semakin baik. Itu terbukti dengan meningkatnya pengetahuan perempuan dalam semua lini masyarakat. Sehingga perempuan harus didorong dan diberdayakan dalam membangun negara.
Nah, implementasi dari diskusi ini nantinya akan dilanjutkan pada pertemuan kelas online dan offline yang dilaksanakn setiap bulan. Julianur Rajak Husain selaku penanggungjawab kelas menyampaikan masih terbuka peluang bergabung dalam sekolah puan. Baik itu laki-laki maupun perempuan.
Ketua Salam Puan Asriyati Nadjamuddin berharap keberadaan sekolah puan ini dapat mengharmonisasi pengetahuan formal dan informal mahasiswa. (rls/gopos)