GOPOS.ID,LIMBOTO – Merebaknya wabah virus corona (Covid-19) membuat pemerintah mewajibkan setiap orang harus menggunakan masker ketika keluar rumah. Kebijakan itu turut berlaku di Provinsi Gorontalo.
Gubernur maupun bupati/wali kota turut menginstruksikan agar warga menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah. Kebijakan tersebut rupanya menjadi peluang bagi sebagian warga Gorontalo. Yakni dengan menjual makser kain.
Pantauan gopos.id, seiring kewajiban untuk menggunakan masker dikeluarkan, para penjual makser dadakan mulai bermunculan. Bahkan saat ini hampir di setiap sudut Kota dan Kabupaten dapat dijumpai dengan mudah penjual masker.
“Bicara soal keuntungan, alhamdulillah lumayanlah keuntungan yang saya dapat. Sejak ada corona pembeli aksesoris saya sangatlah kurang, makanya saya menjual yang banyak dicari masyarakat yakni masker. Dan ternyata masker yang saya jual laku terus yang paling diminati adalah masker bermotif ,” jelas Arif saat diwawancari gopos.id, Rabu (15/04/2020).
Penjual makser yang mangkal di depan Agung Supermarket Limboto, itu mematok harga Rp10-15 Ribu per buah. Dalam sehari, ia bisa menjual 2-3 lusin makser.Â
Baca juga:Â Total Sudah Empat Pasien Positif Covid-19 di Gorontalo
Sementara itu penjual masker di Lampu Merah Rs. Dunda Limbto, Irwan Hamsah (51), tak mau mematok keuntungan besar dari masker yang dijualnya.Â
“Saya menjual masker baru 3 hari. Setiap hari saya menghabiskan 3 lusin, sehingga keuntungan yang saya dapat sekitar Rp 15 ribu setiap harinya,” ungkap Irwan .
Pria yang pernah petugas parkir di Rumah Sakit MM Dunda Limboto menuturkan, kondisi ekonomi yang melemah saat ini membuat dirinya tak mau menjual masker dengan keuntungan yang tinggi.
“Saya awalnya petugas parkir di Rs. Dunda. Tapi sekarang pekerjaan saya itu tiada karena tempat saya bekerja sudah ditutup. Makanya saya harus memutar otak unuk mencari penghasilan. Akhirnya saya memutuskan menjual masker. Saya takut menjualnya mahal, karena khawatir tidak ada yang mau beli. Sementara saya butuh uang,” tuturnya.
Untuk itu ia berharap agar Pemkab Gorontalo dapat memperhatikan masyarakat sepertinya yang sampai saat ini ia belum mendapatkan bantuan apa-apa.
“Bukan hanya saya saja yang susah Bu. Ada tukang bentor pedagang kaki lima yang hari ini kesulitan untuk mencari uang untuk makan. Kalau kami tidak bekerja kami mau makan apa? Saya sudah sering bertanya pada aparat desa kalau sudah ada bantuan, namun mereka menjawab masih dalam proses,” terangnya.(widya/gopos)