GOPOS.ID, GORONTALO – Teknologi Picohydro, Program Smalla Grants Programme (SGP) dari Global Environment Facility (GEF) Indonesia yang bekerjasama dengan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan United Nations Development Programme (UNDP) berhasil menerangi Dusun Tumba, Desa Tamaila Utara, Kecamatan Tolangohula.
Penerangan ini, baru bisa menjangkaunya seputaran Masjid Al-Azhar, di Dusun Tumba, yang sebelumnya tidak digunakan karena kondisi Dusun yang sangat terbatas listrik.
Sehingga masyarakat sering menggunakan solar cell yang juga terbatas. Pada jam tertentu solar tersebut mati, dan masyarakat menggunakan penerangan manual seperti lilin atau lampu botol.
“Jadi waktu saya survei di sana, kami salat di rumah. Dan pada jam-jam tertentu, kami tinggal menggunakan lilin dan lampu botol,” ungkap Staf Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) UNG, Aprilyanto Suleman kepada gopos.id, Minggu (9/8/2020).
Karena jarak rumah masyarakat yang sangat berjauhan harus melewati sungai, kebun bahkan hutan yang menyebabkan pemasangan teknologi ini terkendala.
Namun terus diusahakan agar bisa terpasang di seluruh penjuru Dusun Tumba, sehingga bisa menyinari seluruh rumah masyarakat.
Kepala LPPM UNG, Ishak Isa juga menambahkan bahwa 30 Mahasiswa yang telah dikomposisikan untuk menyukseskan program tersebut, sebagai bentuk peneguhan atas tema besar KKN UNG.
“Penggeraknya adalah air, dan akan menggunakan pemutar turbin, sehingga bisa menghasilkan listrik 5000 watt, dengan pendampingan dari UNG. Bisa menjadi pembelajaran juga, tentang pembangkit listrik kepada masyarakat juga,” jelas Ishak.
Program yang dikoordinir oleh Kepala Pusat Studi Energi, Sumberdaya Mineral, dan Geopark LPPM UNG, ini akan dilauching oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Teringgal dan Transmigrasi (PDTT) serta dihadiri Bupati Gorontalo sebagai Desa Inovasi Teknologi di Dusun tersebut. (Aldy/gopos)