GOPOS.ID, GORONTALO – Fajrin Hilipito alias Jessica Londra yang ditemukan meninggal di kamar kos di Kelurahan Huangobotu, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo dikenal sebagai pribadi yang ramah. Semasa hidupnya transgender berusia 26 tahun itu dikenal baik dengan sesama penghuni kos.
Informasi yang dirangkum gopos.id, Jessica mendiami kos di Kelurahan Huangobotu, sejak Maret 2020. Sebelum ditemukan tewas, warga asal Bandungan, Desa Pilohayanga, Kabupaten Gorontalo itu diketahui kerap bepergian ke luar daerah. Tepatnya di daerah Morowali Sulawesi Tengah (Sulteng).
“Bulan lalu ada pergi ke Morowali, baru pulang lagi ke sini (Gorontalo). Terus katanya mo balik lagi ke Morowali hari Senin (1/3/2021),” ujar Grace salah seorang penghuni kos.
Grace yang ditemani beberapa penghuni kos mengaku, semasa hidup dalam keseharian, Jesi (panggilan akrab Fajrin alias Jessica), merupakan orang yang ramah dan baik. Ia kerap bertegur sapa dengan penghuni kos lainnya. Selain itu Jesi juga dikenal tipe orang yang periang.
“Tidak suka cekcok. Orangnya baik,” ujar Grace.
Berita terkait: Mayat Yang Ditemukan di Kamar Kos di Dungingi Punya Dua Nama Panggilan, Sejak Senin Tak Keluar Kamar
Informasi lain yang diperoleh gopos.id, Fajrin alias Jessica tinggal seorang diri di kos. Sejumlah rekan kos mengetahui bila Jessica bekerja sebagai penata kecantikan di salon. Ia diketahui memiliki banyak teman. Selain itu Jessica memiliki seorang pacar, yang sejauh ini belum diketahui identitasnya.
Di kalangan penghuni kos, Fajrin alias Jessica dikenal cukup berada. Hal itu dilihat dari barang-barang miliknya.
“Yang ada di kamarnya semuanya lengkap, dari skin care, perabot, pokonya semuanya lengkap,” ucap beberapa penghuni kos.
Berita terkait: Penemuan Mayat di Dungingi: Korban Punya Pacar, Uang Simpanan dan Motor Diduga Hilang
Sementara itu Polres Gorontalo Kota masih menyelidiki sebab musabab kematian korban. Kapolres Gorontalo Kota, AKBP Desmont Harjendro A.P, mengatakan pihaknya masih mengumpulkan keterangan dari para saksi, serta petunjuk untuk mengungkap kematian korban.
“Termasuk indikasi apakah ada indikasi kekerasan terhadap korban. Kita sementara lakukan penyelidikan,” ujar Desmont Harjendro.(sari/gopos)