GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Penanggulangan dan pencegahan stunting di Kabupaten Bone Bolango memerlukan sensitifitas dan kolaborasi bersama antar OPD serta organisasi terkait.
Ini ditekankan langsung oleh Bupati Bone Bolango Hamim Pou saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi Regulasi Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Bone Bolango di Hotel Maqna, Kota Gorontalo, Kamis (29/4/2021).
Hamim Pou mengatakan, sensitifitas dan kolaborasi bersama guna penurunan angka stunting di Bone Bolango sangat diperlukan dalam memaksimalkan pemantauan secara langsung terhadap pelaksanaan program.
“Dengan harapan dapat terjadi pencegahan sejak dini yang outputnya bisa menekan pertumbuhan stunting di Kabupaten Bone Bolango,” kata Hamim.
Hamim Pou menuturkan, dengan adanya sensitifitas dan kolaborasi bersama, di targetkan 2 tahun yang akan datang stunting di Bone Bolango menjadi nol kasus.
“ Ini menjadi kewajiban kita bersama, dengan tekad bahwa semua yang kita lakukan bukan sekedar ingin meraih penghargaan saja,” ujar Hamim.
Hamim Pou menambahkan, program penanggulangan stunting di Bone Bolango sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Sehingga harus mendapatkan perhatian khusus dan upaya yang serius.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango, dr. Meyrin Kadir, menjelaskan, stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis pada bayi, yang terjadi sejak dalam kandungan dan di masa awal setelah anak lahir.
baca juga: Jumat Siang Ini, Vaksin Covid Tahap 10 Tiba di Indonesia
“Stunting akan nampak setelah anak berusia 2 Tahun,” jelas dr. Meyrin.
dr. Meyrin Kadir menuturkan, permasalahan gizi juga merupakan muara dari berbagai macam persoalan. Seperti pola asuh dan pendidikan keluarga, lingkungan yang tidak sehat, masalah ekonomi, budaya. Bahkan kondisi sosial dan politik yang terjadi di masyarakat, bisa menjadi penyebab terjadinya stunting, baik secara langsung maupun tidak langsung.
“Oleh karena itu. Kasus stunting membutuhkan intervensi khusus yang bersifat sensitive pada lintas sektor, yang diharapkan bisa memberikan kontribusi 70 persen. Kita bisa melakukan resonansi pada beberapa sektor seperti bidang pangan, pendidikan, pemerintahan desa, pemukiman, dan sektor terkait lainnya,” jelas dr. Meyrin.
Sebagaimana diketahui, untuk data Locus Stunting di Bone Bolango pada tahun 2021 terdapat 27 desa dan di Tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 29 desa. (Indra/gopos)