GOPOS.ID, GORONTALO – Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, prihatin atas pembakaran lahan tebu milik Pabrik Gula (PG) Tolangohula. Sejalan hal itu, Rusli Habibie meminta dilakukan pengamanan agar tidak lagi terjadi pembakaran lahan tebu PG Tolangula. Selanjutnya orang nomor satu di Gorontalo itu akan membahas masalah pembakaran lahan bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Gorontalo.
“Dari hasil audens PG Tolangohula dengan Pemprov Gorontalo, Bapak Gubernur Gorontalo memberikan arahan segera mengambil langkah-langkah terkait pengamanan untuk sisa lahan yang ada. Itu akan dibahas nanti dalam rapat bersama Forkopimda,” ujar Asisten I Setda Provinsi Gorontalo, Sutan Rusdi usai mendampingi Gubernur Gorontalo saat audiens bersama PT. Pabrik Gula Gorontalo di rumah dinas gubernur, Rabu ( 19/2/2020).
Selain itu, lanjut Sutan Rusdi, pembakaran lahan yang dialami PG Tolanguhula akan dibahas bersama dalam rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
”Rencananya, Kamis (20/2/2020) akan kita bahas kemungkinan terjadi inflasi untuk gula,” jelas Sutan.
Sebelumnya, Deputi Manager PT. Pabrik Gula Gorontalo, Suryanto, menejelaskan pembakaran lahan tebu milik PG Tolangohula berdampak terhadap produksi gula pasir.
“Stok kita saat ini tinggal seribuan ton. Sementara kebutuhan untuk Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah 1.500-2.000 ton per bulan,” ujar Suryanto.
Selain produksi gula pasir tak maksimal, pembakaran lahan juga berdampak terhadap perputaran ekonomi. Utamanya di lokasi PG Tolangohula. Akibat pembakaran lahan tebu, PG Tolangohula merugi sekitar Rp40 miliar. Bersamaan dengan itu masyarakat kehilangan potensi perputaran uang.
“Kalau tidak dibakar, masyarakat mestinya sudah dapat upah tebang 3,5 miliar bersama truknya 1,6 miliar. Sudah ada Rp5 miliar lebih kehilangan,” pungkas Suryanto.(adm-02/gopos)