GOPOS.ID, GORONTALO – Proses pemutakhiran data pemilih (Coklik) yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sementara berlangsung.
Dalam pelaksanaannya beragam persoalan dihadapi oleh Petugas Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) dalam proses Coklik tersebut. Mulai dikejar anjing, pantarlih harus menyebrangi sungai, ditolak oleh pemilih hingga pemilih sulit untuk ditemui.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Gorontalo, Sukrin Saleh Taib meminta kepada pemilih untuk dapat koorporatif untuk dapat dilakukan Pencoklitan oleh Pantarlih di lapangan.
Khusus untuk pejabat baik ditingkat Pemerintahan maupun legislatif diharapkan untuk tidak anti terhadap kunjungan pantarlih.
“Saya mendapat banyak laporan, bahwa ada pejabat yang sulit untuk ditemui. Sudah berulang kali Pantarlih ke rumah tersebut beragam alasan diterima Pantarlih, sehingga proses Coklik tidak bisa dilakukan. Kami berharap agar para pejabat ini dapat koorporatif di dalam mendukung proses Coklik yang dilakukan oleh KPU melalui Pantarlih,” kata Sukrin.
Menurutnya pejabat ataupun anggota legislatif harus menjadi contoh bagi masyarakat, sehingga masyarakat lainnya dapat melakukan hal yang sama seperti para pimpinan atau pejabat tersebut.
“Jangan malah mereka (Pejabat) yang menjadi contoh buruk. Karena kita temui ternyata yang belum di coklik itu dia jabatannya A, jabatannya B. Waktu coklik pun tidak lama kok, sehingga ayo dukung kami untuk memastikan hak pilih bapak/ibu,” jelasnya.
Terakhir dikatakan Sukri bahwa kesulitan utama dari proses coklik Pantarlih ini berkaitan dengan keberadaan masyarakat yang tinggal di perumahan.
Sebab ada yang sudah tidak tinggal di perum tersebut, ada pula yang sudah pindah dari perumahan tersebut.
“Ini tentu menjadi tantangan kami. Mudah-mudahan proses Coklik ini bisa berjalan baik, sehingga sebagian besar pemilih dapat di coklik dan mereka bisa dipastikan hak pilihnya untuk Pemilu 2024 yang berlangsung 14 Februari 2024 mendatang,” tandasnya. (adm-01/gopos)