GOPOS.ID, JAKARTA – Semangat hari Patriotik 23 Januari terasa hingga di Jakarta. Semarak hari Patriotik ini tak lepas dari kecintaan Lamahu mohimelu XVI terhadap sosok pahlawan Gorontalo yang telah memerdekan Gorontalo lebih dulu dari penjajahan Belanda.
Alhasil 23 Januari 1942 Gorontalo terlebih dahulu memproklamasikan kemerdekaan. Untuk itu, Pengurus Organisasi Lamahu memperingati hari bersejarah Gorontalo tersebut dengan berbagai kegiatan diantaranya kegiatan Webinar “Refleksi GenerasiMuda Gorontalo Terhadap Semangat Juang Pahlawan Nani Wartabone dengan tema “Pahlawanku, Inspirasiku”.
Kemudian diisi juga dengan lomba Menulis Essay dan Puisi Bahasa Gorontalo, ziarah ke taman makan pahlawan Tokoh Gorontalo. Rapat harian Pengurus Lamahu awal tahun 2022. Doa syukuran Hari Patriotik 23 Januari di Gedung MPR RI, Ruangan Nusantara IV.
Ketua Lamahu, Prof. H. Fadel Muhammad dalam keterangannya mengatakan momen hari patriotik tidak pernah dilupakannya. Bahkan saat memimpin Gorontalo, Fadel tiap tahunnya mengintruksikan penyelenggaraan peringatan Hari Patriotik 23 Januari layaknya Hari Proklamasi Kemerdekaan RI.
“Teman-teman di Jakarta bertanya ke saya, apa hebatnya Gerakan Patriotik 23 Januari 1942 sampai harus disandingkan dengan Proklamasi 17 Agustus 1945? Rupanya banyak masyarakat Indonesia yang tidak tahu, apalagi generasi milenial, bahwa sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, daerah Gorontalo telah lebih dahulu memproklamasikan kemerdekaannya lepas dari penjajahan Belanda, yaitu pada hari Jumat tanggal 23 Januari 1942. Pada hari itu, pemerintah Hindia Belanda dan aparatnya ditangkap dan ditawan, bendera Merah-Putih dikibarkan, lagu Indonesia Raya dikumandangkan, dan kemerdekaan Indonesia diproklamasikan,”beber mantan Gubernur Gorontalo dua periode itu.
“Peristiwa ini dikenal dengan Gerakan Patriotik 23 Januari 1942 di Gorontalo yang dipimpin oleh seorang ‘petani-pejuang’ Nani Wartabone (1908-1986), yang mendapat gelar Pahlawan Nasional tahun 2003,” sambung wakil Ketua MPR RI yang turut berjuang menjadikan Nani Wartabone Pahlawan Nasional.
Ditempat terpisah, Sekjen Lamahu, Saiful Ngiu menerangkan pelaksanaan rangkaian kegiatan Lamahu di momen Hari Patriotik ini menjadi salah satu program kepengurusan Lamahu ketika dipimpin Fadel Muhammad.
Baca juga: Hari Patriotik 23 Januari Momentum Melawan Covid-19
Tidak hanya sampai disitu saja, kegiatan tersebut diharapkan akan menghasilkan dampak serta manfaat pada lahirnya memori kolektif untuk menggerakkan kesadaran masyarakat agar mau meneladani dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.
“Merperkuat rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Gorontalo dimanapun berada, dilandasi semangat heroic, dapat terus melestarikan budaya gotong royong, mohuyula, moawota sebagai wujud rasa kecintaan dan kebangggaan sebagai putra putri daerah Gorontalo untuk memajukan daerahnya,” paparnya.
Terakhir dalam kegiatan Webinar “Refleksi Generasi Muda GorontaloTerhadap Semangat Juang Pahlawan Nani Wartabone dengan tema “Pahlawanku, Inspirasiku”, Saiful melihat banyak potensi besar terhadap pemuda-pemudi di Gorontalo.
Beberapa diantara mereka berhasil dan sukses di luar Gorontalo. Sebut saja Abdul M. Pakaya ( President Tabur Kencana Nasional); Meyda Noorthertya Nento ( Foreign Commonwealth Development Office, British Embassy Jakarta); Andika Gemintang (youtuber follower 4,5 juta); Muhamad Arfi Nugroho (Creative producer and Designer); Anggi Husain (Dosen Universitas Ichsan Gorontalo).
“Hanya saja potensi milenial bahkan Generasi Z kita masih kurang dioptimalkan oleh pemerintah daerah. Jika mereka-mereka ini diajak kolaborasi atau dilibatkan, maka saya percaya bahwa Gorontalo anak mudanya akan semakin berkualitas. Mereka harus difasilitasi untuk sama-sama membangun Gorontalo yang kita cintai bersama ini,” jelasnya.
Terakhir dalam kegiatan doa syukuran yang berlangsung di Gedung Nusantara DPR RI hadir dalam kegiatan tersebut tokoh-tokoh nasional serta para pengurus kerukunan keluarga. Diantaranya, Kerukunan Keluarga Kalsel, Kerukunan keluarga Kalbar, Kerukunan keluarga Maluku, Kerukunan keluarga Sulawesi Tenggara, Kerukunan keluarga Papua, Kerukunan keluarga Kawanua Sulut, Kerukunan keluarga Sulawesi Selatan. (andi/gopos)