GOPOS.ID – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terus meningkatkan komitmen realisasi pendampingan, dalam mendorong produktivitas pertanian di kawasan timur Indonesia. Salah satunya melalui program Demonstration Plot (Demplot), sebagai upaya meningkatkan penggunaan pupuk non subsidi di kalangan petani, guna mengurangi ketergantungan pada pupuk subsidi dan meningkatkan hasil pertanian secara signifikan.
Program demplot kali ini menyasar komoditas cabai di Desa Gunung Mulia, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah. Program pendampingan sektor pertanian hortikultura tersebut menunjukkan hasil yang mengesankan, dengan rata-rata 500 Kilogram (Kg) per 2.500 batang, dari sebelumnya maksimal 300 Kg/2.500 batang dengan luasan lahan 0,2 Hektare (Ha). Dalam artian, hasil demplot kali ini menunjukkan ada kenaikan produktivitas sebesar 66 persen dari sebelumnya.
VP Marketing Business Partner Korporasi Pupuk Kaltim Indah Febrianty, mengatakan untuk demplot kali ini Pupuk Kaltim menggunakan Urea Nitrea Granul, NPK Pelangi 15-15-15 dan komposisi 13-6-27-4, serta pupuk hayati Ecofert untuk pengolahan lahan. Pola pemupukan dilakukan dengan cara ditugal untuk pupuk dasar, karena cocok untuk tanaman hortikultura.
Setelah masa vegetatif, pemupukan pun kembali dilakukan menggunakan NPK Pelangi 13-6-27-4 untuk memacu pembuahan, agar hasil komoditas yang dihasilkan pun mampu lebih maksimal. Disamping itu dosis pemupukan juga disesuaikan berdasarkan hasil pengujian tanah oleh tim agronomis Pupuk Kaltim, untuk memastikan kebutuhan nutrisi tanaman terpenuhi dengan baik mulai awal pertumbuhan.
“Pupuk Kaltim berkomitmen untuk terus berinovasi dalam mendukung petani Indonesia, salah satunya melalui program Demplot. Dan keberhasilan panen cabai Parigi Moutong ini menunjukkan jika produktivitas tani kita bisa dongkrak, jika dikelola dengan pola yang sesuai,” ujar Indah, Rabu (4/7/2024).
Dijelaskannya, melalui demplot Pupuk Kaltim berupaya mendukung ketahanan pangan nasional dengan menyediakan solusi pertanian berkelanjutan. Selain juga membantu petani memaksimalkan kapasitas produksi menggunakan pupuk non-subsidi, yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani secara signifikan.
“Pendekatan pemupukan berimbang dan pengelolaan lahan yang tepat sangat penting dalam program demplot, sehingga optimalisasi lahan dapat tercapai dengan hasil panen yang jauh lebih meningkat dari sebelumnya,” tambah Indah.
Melihat hasil yang telah dicapai, Pupuk Kaltim pun berharap para petani dapat menerapkan metode pengelolaan lahan secara berkelanjutan, sehingga hasil yang diperoleh pun semakin optimal. Dimana program yang berorientasi pada peningkatan produktivitas pertanian hortikultura menjadi salah satu sasaran Pupuk Kaltim, agar pertanian berkelanjutan dan lebih berdaya saing semakin terwujud dengan hasil yang juga maksimal.
“Demplot Pupuk Kaltim bagi petani bukan sekadar seremonial, namun menjadi momentum penting dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan melalui peningkatan hasil produksi secara signifikan,” tambah Indah.
Mewakili Pemerintah Daerah, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Parigi Selatan Sahidin, menyampaikan apresiasi atas dukungan Pupuk Kaltim dalam mendorong produktivitas cabai di wilayahnya. Menurut dia, peningkatan hasil panen yang naik drastis pada demplot ini menandai kesuksesan kolaborasi antara perusahaan bersama petani dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian.
“Keberhasilan demplot ini dapat menjadi salah satu momentum bagi kita dalam mendorong kebangkitan pertanian di provinsi Sulawesi Tengah. Khususnya untuk komoditas hortikultura,” ungkap Sahidin.
Program demplot Pupuk Kaltim pun diharap berkelanjutan dengan perluasan sasaran penanaman, agar komoditas hortikultura di Parigi Moutong bisa dipacu dan ditingkatkan melalui pendampingan tata kelola lahan, hingga pemupukan berimbang secara intensif. Hal ini melihat kombinasi pupuk Urea Nitrea, NPK Pelangi serta Ecofert dari Pupuk Kaltim, sangat cocok mendorong produktivitas tanaman hortikultura maupun pangan pada karakter lahan yang berbeda.
“Terima kasih Pupuk Kaltim untuk pendampingan yang dilakukan, semoga langkah baik ini bisa diikuti para petani secara konsisten. Jika praktik budidaya seperti ini bisa terus diterapkan, produktivitas hortikulutura pun kami yakini akan lebih signifikan dari saat ini,” tutur Sahidin.