GOPOS.ID, GORONTALO – Juru bicara gugus tugas penanganan Covid-19 Provinsi Gorontalo, dr. Triyanto Bialangi, Rabu (3/6/2020) akhirnya memberi penjelasan terkait pasien covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh.
Menurut dr. Triyanto Bialangi sampai saat ini belum ditemukan vaksin dan belum ada obatnya untuk Covid-19.
Namun penyebaran Covid-19 ini dapat disembuhkan dengan imunitas dari setiap pasien. Jika imunitas pasien bagus, maka virus tersebut dengan sendirinya bisa mati.
“Covid-19 ini kita harus pahami bahwa ditularkan melalui Droplet dan dia hidup ditubuh manusia. Semua manusia itu bisa berpontensi untuk tertular, berpontensi tertularnya dibagi dua. Yaitu dengan resiko tinggi dan resiko rendah. Resiko tinggi apabila umurnya lebih dari 50 tahun kemudian ada komorbit (penyakit penyerta) itu berpotensi lama penyembuhannya bahkan bisa berujung kepada kematian. Kemudian berpotensi rendah itu berusia masih muda. Biasanyanya potensi rendah ini, yang cepat penangananannya,” ucap dr. Tri.
Data yang dimiliki gugus tugas Gorontalo bahwa seluruh pasien yang meninggal sebanyak 6 orang, keseluruhannya memiliki penyakit penyerta.
Bahkan ada dua dari 6 pasien tersebut yang memiliki penyakit penyerta yang sama.
Kemudian bagi pasien yang bergejalah akan dirujuk ke rumah sakit Aloei Saboe sebagai rumah sakit rujukan Covid-19.
Sementara yang tidak bergejalah hanya dikarantina hingga virusnya mati sendiri.
“Bagi yang dirawat di RS terdapat penanganan Covid-19 disana. Yang pertama terapi sportif. Karena virus ini akan parah kepada orang yang imunnya rendah. Kemudian ada terapih antibiotika sesuai gejalah yang ada. Dengan harapan tidak memperburuk keadaannya,”jelasnya.
Selang waktu yang ada itu diharapkan mampu membunuh virusnya dengan meningkatkan daya tahan tubuh dari setiap pasien yang dirawat.
Lantas kenapa yang tidak bergejalah harus dikarantina? Bagaimana mereka sembuh?
Dikatakan dr. Triyanto bahwa yang dilakukan gugus tugas ingin mencegah agar tidak ada penularan yang dilakukan oleh pasien tersebut.
Baca Juga:Â Alami Keterlambatan, Hari Ini Obat ARV Untuk ODHA Masuk di Gorontalo
“Tidak menutup kemungkinan virus ini menurunkan daya tahan tubuh si pasien. Kedua yang bersangkutan bisa menularkan kepada orang lain. Ini harus dikarantina,” papar dr. Tri.
Selama dikarantina pasien diberikan terapi sportif. Sesuai protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
“Pembuktian dia sudah tidak terpapar covid-19, maka dilakukan RT (Real Time) PCR sebanyak dua kali. Jika pertama negatif, kedua positif. Maka virusnya masih ada. Tetapi jika kedua PCR-nya negatif. Maka pasien sudah sembuh dan virusnya sudah mati. Artinya pasien tidak menyebarkan kepada orang lain lagi,” tandas dr. Triyanto. (andi/gopos)