GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Gorontalo terus melakukan terobosan dalam fungsi pembinaan kemandirian bagi Warga Binaannya.
Kali ini dalam mewujudkan fungsi pembinaan yang efektif, jajaran Lapas Kelas IIA, Kanwil Kemenkumham Gorontalo terus melakukan pembinaan kemandirian bagi warga binaannya. Hal ini dilakukan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) kedepannya akan menjadi pribadi yang berkarakter positif dan memiliki keterampilan/kecakapan sebagai bekal merauf nafkah/penghasilan yang halal dan baik setelah bebas nanti.
Salah satu contohnya ialah Wardo Talani seorang WBP Lapas Kelas IIA Gorontalo yang terjerat kasus narkoba beserta rekan-rekan lainnya tengah disibukkan dengan kegiatan seninya untuk “mengubah sampah menjadi emas”.
Hal ini nampak di sudut selasar bengkel kerja Lapas Gorontalo mereka dengan cekatan membuat handy craft dengan mengolah bahan bekas (botol plastik air minum kemasan) dan bahan bekas pendukung lainnya seperti batok kelapa disulap menjadi mahakarya dalam bentuk hiasan ruangan atau cinderamata yang memiliki nilai estetika yang tinggi serta memiliki nilai ekonomis yang dapat bersaing.
Kasie Kegiatan Kerja (Giatja), Sabaruddin yang mendampingi beberapa Warga Binaan mengungkapkan bakat dan keterampilan yang dimiliki para warga binaan akan terus diasah melalui program kegiatan pembinaan kemandirian, sehingga setelah selesai menjalani masa pidananya dapat memiliki bekal hidup di tengah-tengah masyarakat, bersaing dalam bursa tenaga kerja, membuka lapangan kerja sekaligus mencegah mereka untuk mengulangi tindak pidana kembali.
“Selain itu pula dapat menunjang terwujudnya keamanan dan ketertiban ditengah tengah masyarakat”. ungkapnya, Sabtu (12/2/2022).
Baca Juga: Pandemi Covid Picu Kenaikan Angka Kemiskinan Pohuwato
Tak hanya itu, hastakarya atau kerajinan tangan yang dihasilkan oleh warga binaan ini menurutnya selaku pihak Lapas Gorontalo adalah sebuah mahakarya seni yang cukup tinggi karena menitikberatkan pada keterampilan tangan dan ketelitian yang berfungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis dan ekonomis.
“Olehnya mahakarya dari warga binaan ini akan kami dorong untuk dipamerkan sekaligus kami upayakan untuk dilakukan kerjasama dengan perusahaan produsen air minum kemasan isi ulang diantaranya PT. Tirta Investama (Danone AQUA) atau yang dikenal dengan Aqua yang merupakan sebuah perusahaan pelopor air mineral dalam kemasan di Indonesia melalui program program CSR- nya,” katanya.
“Sehingga dapat dilakukan kerjasama pendampingan bagi warga binaan juga dengan kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif agar mahakarya warga binaan Lapas Gorontalo dapat dipromosikan dan dapat tembus ke pasar dunia,” imbuhnya.
Baca Juga: PT Pegadaian Catat Laba Bersih Rp2,42 Triliun di 2021
Lanjutnya ketika dimintai keterangan Wardo salah satu warga binaan yang hampir penuh tato ditubuhnya dirinya menjelaskan meskipun didalam penjara, namun tak menyurutkan tekadnya untuk terus berinovasi dan berkarya.
“Harapan kami agar Lapas Kelas IIA Gorontalo dapat mewujudkan mimpi kami yaitu menjembatani karya seni ini untuk dapat dipamerkan sekaligus dipasarkan sehingga setidaknya kedepan kami memiliki penghasilan tambahan dari keterampilan yang kami miliki. Sekarang kami adalah kelompok sampah masyarakat, namun percayalah kami akan mengubah sampah menjadi sebuah emas,”tandasnya. (Rls/Putra/Gopos)