GOPOS.ID, GORONTALO – Potensi sumber daya alam yang melimpah di Dusun Tumba, Desa Tamaila Utara, dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan tradisional khas Dusun Tumba yang dipasarkan secara meluas, Rabu (18/11/2020).
Dengan total luas garapan perkebunan yang mencapai 385,75 Ha di Dusun Tumba, dimanfaatkan oleh petani dengan menanam jagung, cengkeh, kelapa, pala, durian, kopi, kemiri, rambutan, alpukat, rica jawa, buah naga, kayu manis, dan
berbagai tumbuhan lainnya.
Pertanian ini menghasilkan produk khas Dusun Tumba seperti Virgin Coconut Oil (VCO), minyak kampoeng, kripik singkong, coklat hingga gula merah. Keseluruhan produk ini diolah di Rumah Produksi yang dikelolah oleh Kelompok Usaha Gemilang Sehati Dusun Tumba.
Ketua Kelompok Usaha Gemilang Sehati, Asna Bobihe mengungkapkan bahwa Rumah produksi menjadi pusat pembuatan segala macam bahan yang akan diproduksi di Dusun Tumba. Sehingga, jika ada tambahan produk baru, bisa langsung diusulkan ke Rumah Produksi untuk segera di olah menjadi produk khas Dusun Tumba.
“Setelah produk ini di jual, hasilnya diolah untuk keperluan produksi dan dibagikan ke anggota Rumah Produksi,” ungkapnya.
Kegiatan produksi di Dusun Tumba, berawal dari kedatangan tim kreatif dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) pada Bulan September 2019 yang memberikan pelatihan produksi VCO kepada masyarakat di setiap rumah. Pelatihan ini membawa kreatifitas bagi masyarakat Dusun Tumba hingga mampu mengembangkan hasil produksi.
“Setelah mendapatkan pelatihan, dibentuklah kelompok ini. Produk yang pertama langsung dikirim ke UNG untuk dipasarkan. Sehingga, produk Dusun Tumba telah mengikuti berbagai pameran pangan maupun seminar tentang kearifan lokal. Awalnya kelompok ini berjumlah 15 orang, namun yang bertahan hingga sekarang tersisa 12 orang,” tambah Asna.
Hingga kini, Rumah Produksi telah mendapatkan izin usaha dan label kesehatan hingga bantuan dana dan fasilitas produksi dari Pemerintah Kabupaten Gorontalo. Namun, akses jalan menuju Dusun Tumba yang sulit untuk dilalui, membuat proses produksi mengalami hambatan. Harga ojek yang cukup mahal, akan menimbulkan kerugian jika produk tidak terjual laris di pasaran.
“Jadi setiap minggunya kami tiggal konsisten membuat VCO. Untuk produk yang lainnya, dikerjakan jika ada pesanan. Kami tidak mau ambil resiko dengan membayar ojek mahal, namun tidak terjual habis. Apalagi akses jalan yang curam, seringkali membuat produk rusak ketika sampai di pasar,” Jelas Asna.
Perbaikan akses jalan, menjadi harapan utama disamping tambahan fasilitas dan ketersediaan listik di Dusun Tumba. Aspirasi ini merupakan hal yang selalu diinginkan oleh masyarakat khusunya Kelompok Usaha Gemilang Sehati, agar keberlangsungan produksi
bisa terus berkembang.
“Kalau jalan bagus untuk dilalui, pasti setiap hari kita lakukan produksi. Jalan dan juga listrik, untuk menunjang agar produksi ini bisa berjalan terus,”
tutup Asna Bobihe. (Aldy/gopos)