GOPOS.ID, GORONTALO – Umat muslim di bulan suci Ramadan 1442 H tahun 2021 sudah memasuki 10 hari terakhir. Hal ini memacu fastabiqul khairat umat muslim dalam meraih Ridho Allah SWT.
Pada malam itu juga ada satu malam yang sangat istimewa yakni Malam Laitul Qadar. Malam yang lebih mulia dari pada 1.000 bulan, sehingga dianjurkan pada malam terakhir Ramadan memperbanyak amaliyah ibadah kepada Allah SWT. Bisa jadi satu dari sekian banyak ibadah yang dikerjakan bertepatan dengan malam penuh kemuliaan itu.
Dalam hadits riwayat Ahmad disebutkan, “Siapa yang mendirikan memperbanyak ibadah pada malam Lailatulqadar atas dasar keimanan dan keikhlasan, maka dosanya diampuni, baik yang berlalu maupun yang akan datang”
Beberapa riwayat menyebutkan malam Lailatul Qadar akan turun pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan terutama pada malam ganjil, namun hanya Allah SWT yang tau kapan datangnya.
Keberadaan malam Lailatul Qadar sudah sangat jelas di dalam Alquran yaitu ketika Al Quran diturunkan dari Lauh Al-Mahfuz ke Baitul Izzah, sebagaimana firman Allah SWT :
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya Alquran pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al-Qadr [97]: 1-5)
Baca juga: Hukum Tidur Kembali Setelah Salat Subuh saat Puasa Ramadan
Dalam beberapa riwayat juga disebutkan, tanda datangnya malam Lailatul Qadar pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan ketika matahari tidak bersinar terik pada siang harinya, udara tidak terlalu panas ataupun dingin, suasana malam sangat hening dan tenang, dan bahkan tidak ada anjing yang menggonggong ataupun binatang yang bersuara. Hal itu sebagaimana diterangkan dalam hadits:
“Sesungguhnya tanda Lailatul Qadar adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu” (HR. Ahmad)
Jika merasakan tanda-tanda tersebut maka yakin malam itu adalah malam Lailatul Qadar dan dianjurkan membaca doa sebagaimana dinukilkan Abu Ishaq al-Syirazi dalam kitabnya At-Tanbih:
“Dianjurkan mencari Lailatulqadar di setiap malam Ramadan, terutama malam sepuluh akhir dan malam ganjil. Lailatulqadar paling sering diharapkan terjadi pada malam 21 dan 23. Saat malam Lailatulqadar disunahkan membaca doa, ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku)”
Dalam riwayat Imam Syafi’i doa yang juga sering dipanjatkan Nabi Muhammad di malam 10 hari terakhir bulan Ramadan adalah :
“Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzabannar.’
Artinya: Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka.
Aisyah r.a juga berkata :
“Rasulullah ber’itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan beliau bersabda, Carilah malam qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan” (HR Bukhari dan HR Muslim). (Ari/gopos)