GOPOS.ID, BULANGO UTARA – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Merdeka Belajar Kampus Merdeka (KKN MBKM), jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mengembangkan Desa Longalo, Kecamatan Bulango Utara, Bone Bolango, jadi desa konservasi benih jagung pulut lokal di Gorontalo.
Hal ini menjadi sebuah inisiatif menarik untuk pengembangan tanaman pulut lokal Gorontalo dengan tujuan melestarikan varietas jagung pulut lokal, memiliki nilai historis dan ekonomi bagi masyarakat setempat.
Program konservasi sering melibatkan pelatihan bagi petani tentang teknik budidaya, pengendalian hama dan penyakit, serta cara pemeliharaan tanaman yang baik.
Melalui konservasi, masyarakat setempat diberdayakan memproduksi dan memasarkan jagung pulut lokal. Ini juga dapat meningkatkan pendapatan mereka dan menjaga kearifan lokal.
Desa ini biasanya memiliki lahan untuk menanam dan memelihara benih jagung pulut. Petani juga diajarkan cara mengelola serta menyimpan benih dengan baik menjaga kualitasnya.
Program ini di ketuai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Prof. Dr. Nurdin, SP., M.Si, serta anggota, Wawan Pembengo, SP. M.Si, Fitria S. Yamin, SP. M.Si. Melibatkan pemerintah terkait serta yang ada di Kabupaten Bone Bolango.
DPL Mahasiswa KKN MBKM Prof Nurdin mengatakan, program ini memberikan pemahaman tentang pentingnya konservasi benih lokal, melalui pelatihan menanam yang baik kepada petani.
“Program ini meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan keberlanjutan jagung pulut lokal, dengan melibatkan lembaga terkait membantu proses pengembangan pemurnian benih,” ungkap Nurdin, Kamis (26/9/2024).
Selain konservasi, program ini juga dapat membantu mempromosikan jagung pulut lokal sebagai produk unggulan desa, dengan melihat kondisi pengembangan pasar. Jagung pulut lokal ini dapat menjadi komoditas yang bernilai tinggi, untuk menarik perhatian konsumen, baik di tingkat lokal maupun nasional.
“Potensi ekonomi komoditas jagung pulut lokal dapat dijadikan sumber pangan alternatif, sekaligus pra kondisi iven PENAS tahun 2026 di Provinsi Gorontalo,” papar Nurdin.
Dengan adanya program ini diharapkan desa Longalo menjadi desa konservasi benih jagung pulut lokal, tidak hanya untuk melestarikan varietas tanaman, tetapi bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga biodiversitas.
“Saya berharap Desa Longalo dapat menjadi pusat konservasi pengembangan jagung pulut lokal, tidak hanya menjaga warisan budaya pertanian, tetapi meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal,” tutupnya.(ADV/Yusuf/Gopos)