GOPOS.ID KOTA GORONTALO– Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) di Desat Teratai Kecamatan Marisa Kabuoaten Pohuwato berhasil mengubah limbah sabut kelapa menjadi Cocofiber dan Cocopeat yang memiliki nilai jual.
Para mahasiswa di bawah bimbingan dosen pembimbing lapangan, Novri Youla Kandowangko, Djuna Lamondo, Wirnangsi Din Uno dan Febriyanti berhasil melaksanakan program yang membantu masyarakat untuk meningkatkan ekonomi melalui pemanfaatan limbah sabut kelapa.
Koordinator desa (Kordes) KKN Desa Teratai, Asril mengatakan, pengelolaan limbah sabut kelapa menjadi cocopeat dan cocofiber ini merupakan inovasi yang memanfaatkan potensi yang ada di Desa Teratai. Ia menjelaskan bahwa melalui tahapan observasi yang dilakukan di Desa Teratai.
“Kami melihat banyak limbah sabut kelapa yang berserakan seakan tidak berguna karena hanya berserakan,” Ucap Asr
Cocopeat dan cocofiber merupakan produk turunan dari hasil olahan sabut kelapa yang memiliki banyak manfaat, terutama dalam bidang pertanian dan pertamanan. Cocopeat merupakan serbuk sabut kelapa yang dihasilkan dari penyaringan cocofiber.
Cocopeat berbentuk halus seperti tanah dan berwarnacoklat kehitaman. Cocopeat dapat digunakan sebagai media tanam karena memiliki daya serap air yang tinggi dan pot bunga yang menarik.
Cocofiber merupakan serat sabut kelapa yang berbentuk kasar dan berwarna emas kecoklatan. Cocofiber dapat diolah menjadi tali, sapu, keset. Di negara-negara maju, cocofiber juga digunakan sebagai pengganti busa dan bahansintetis lainnya, seperti untuk bahan baku industri spring bed dan matras”.
Asril berharap dengan adanya hasil yang Ia bangun bersama rekan-rekan mahasiswa lainnya dapat membantu masyarakat dengan memanfaatkan limbah kelapa menjadi nilai jual.
“Semoga dapat menginspirasi masyarakat, terutama karang taruna dan Ibu-Ibu PKK untuk lebih menggali potensi sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan perekonomian mereka.,” Tutupnya (Rama/Gopos)