GOPOS.ID, GORONTALO – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Desa Lambangan, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai menggelar sosialisasi pencegahan dan penanganan stunting untuk masyarakat. Sosialisasi ini dilakukan sebagai upaya membantu program pencegahan stunting di masa pandemi khususnya pencegahan stunting dari desa.
Program ini adalah salah satu program inti yang dilakukan oleh mahasiswa UNG. Sosialisasi ini menitikberatkan pada perilaku hidup sehat atau PHBS serta makanan sehat untuk pencegahan stunting.
“Program ini kami ambil karena permasalahan stunting adalah fokus utama juga di Kabupaten Banggai khususnya di Desa Lambangan,” tutur Mahasiswa KKNT, Riski Kakilo.
Selain sosialisasi, mahasiswa turut melakukan pengelolaan hasil tangkapan laut untuk pencegahan stunting. Hasil laut yang digunakan adalah ikan kembung atau masyarakat Desa Lambangan mengenalnya dengan nama Ikan Kadompe.
“Ikan ini kami olah menjadi makanan nugget untuk ibu-ibu hamil,” ujarnya.
Ikan kembung merupakan salah satu ikan lokal yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Misalnya Omega-3 dan terdapat kandungan Selenium yang dimana kandungan ini. Menurut penelitian Journal Of Nutrition and Food Science Tahun 2016 dapat menurunkan risiko Stunting.
“Melihat antusias ibu-ibu dalam kegiatan ini sampai ada yang meminta resep nugget merupakan kebanggaan tersendiri untuk kami. Harapan saya dan teman-teman agar produk nugget ikan kembung ini bisa terus dibuat khususnya untuk ibu hamil. Karena sebagai salah satu jenis makanan untuk pencegahan stunting,” ujar Musdalifah Mahasiswa KKN UNG.
Baca juga: Peningkatan Program Kesehatan di Provinsi Gorontalo Terus Dipacu
Pengelolaan ikan kembung jadi nugget juga dapat membantu perekonomian masyarakat Lambangan jika dimanfaatkan sebagai usaha nugget.
Sementara itu, Sekretaris Desa Lambangan, Hayati Maruf mengapresiasi kegiatan sosialisasi stunting sekaligus pengelolaan ikan kembung menjadi nugget.
“Mulai dari pematerinya, pesertanya sangat cocok sekali. Yaitu ibu hamil dan ibu yang punya anak di bawah umur 2 tahun,” tuturnya.
Hayati mengaku, masyarakat sangat antusias menerima materi tentang pencegahan stunting. Ia berharap, sosialisasi yang diselenggarakan bersamaan dengan posyandu desa ini bisa menambah pengetahuan masyarakat tentang cara mencegah dan menanggulangi stunting di Lambangan. (muhajir/gopos)