Catatan Redaksi: Bunuh diri bisa terjadi saat seseorang mengalami depresi dan tidak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Ingat! Anda tidak sendiri.
Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri, Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Dinas Kesehatan telah menyiapkan konsultasi dengan psikolog secara gratis dan dijamin kerahasiannya, melalui 0822-9687-6515.
GOPOS.ID, GORONTALO – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Gorontalo mengungkap kronologis dugaan seorang narapidana yang melakukan percobaan bunuh diri di dalam Lapas pada Ahad lalu (11/8/2024).
Kalapas Gorontalo Indra Mokoagow mengungkap pada Ahad malam petugas jaga yang melakukan pemeriksaan pertama kali menemukan YR alias Yanto sudah dalam keadaan diduga tak bernyawa di dalam toilet lapas.
“Petugas kemudian langsung mengambil tindakan dan mengevakuasi korban,” kata Indra diwawancarai sejumlah pewarta, Rabu (14/8/2024).
Usai dilakukan evakuasi terhadap korban, petugas jaga masih menemukan adanya denyut nadi korban dan nafas yang tunggal setengah-setengah. Petugas kemudian langsung melakukan tindakan intensif kepada korban.
Namun karena dalam kondisi yang sangat lemas, korban dirujuk ke Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) Kota Gorontalo.
“Sayang yang bersangkutan meninggal saat dibawa ke rumah sakit,” ucap Indra.
Kata Kalapas, diduga kuat korban mengakhiri hidupnya karena menderita penyakit TB Kelenjar yang dideritanya sejak pertama kali masuk ke Lapas Gorontalo.
“Kita memang beberapa kali melakukan perawatan intensif ke korban, bahkan korban pernah dirawat di rumah sakit dan kita lakukan pengawasan,” ucap Indra.
Saat melakukan percobaan bunuh diri, lanjut Indra, korban menggunakan sarung miliknya. Pihaknya juga rutin melakukan pengecekan terhadap napi di setiap Lapas.
“Kita memang memberikan sarung kepada napi untuk dipakai beribadah,” tandasnya.(Putra/Gopos)