GOPOS.ID, GORONTALO – Catatan kelam mewarnai perjalanan dunia sepakbola tanah air. Pertandingan Liga 1 yang mempertemukan Arema FC dan Persebaya FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) berujung kericuhan. Sedikitnya 127 orang dilaporkan tewas dalam kejadian tersebut.
Korban yang tewas sebanyak 34 orang di antaranya meninggal di Stadion Kanjuruhan. Sementara 93 orang meninggal di rumah sakit. Dari 127 orang yang meninggal terdapat dua di antaranya anggota Polri, dan satu anak kecil. Kedua korban masing-masing bernama Brigadir Andik dan Briptu Fajar yang merupakan anggota Polres Trenggalek saat bertugas.
Informasi lain sekitar 100 orang masih dalam perawatan di RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang dan RS Wava Husada. Jumlah luka-luka juga masih dalam pendataan. Selain itu ada juga 2 kendaraan milik Polri hancur, pagar stadion rusak, dan lampu stadion padam.
Baca juga: Miris! Polisi dan Suporter Dikabarkan Meninggal Dunia Usai Laga Arema FC Versus Persebaya Surabaya
Times Indonesia melaporkan, tragedi Stadion Kanjuruhan terjadi, setelah Aremania mengungkap kekecewaannya dengan langsung turun lapangan. Setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya berakhir. Tim Arema FC menelan kekalahan 2 – 3 atas tamunya Persebaya Surabaya dalam laga Derby Jawa Timur di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Kekalahan ini membuat sekitar 40 ribu Aremania kecewa.
Mereka lalu masuk ke dalam lapangan. Awalnya hanya ada beberapa suporter yang datang menemui pemain Arema FC. Saat itu pemain Arema FC menyampaikan permohonan maaf atas kekalahan dalam pertandingan. Hanya dalam hitungan menit, suporter Arema yang masuk ke dalam lapangan makin bertambah. Situasi dalam lapangan menjadi chaos. Petugas keamanan yang terdiri Polri dan TNI memukul mundur suporter. Sebaliknya Suporter ikut balik memukul petugas pengamanan. Hal itu membuat jumlah personel pengamanan ditingkatkan untuk menghalau pemain.
Personel pengaman lalu menembakkan gas air mata untuk memukul mundur. Namun situasi malah makin mencekam. Suporter yang berada di tribun panik hingga membuat situasi makin tak terkendali.(hasan/gopos)