GOPOS.ID, GORONTALO – Komite Daerah (Komda) Provinsi Gorontalo Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (PP-KIPI) Khusus Covid-19 angkat suara terkait meninggalnya seorang warga Kelurahan Ipilo, Kota Gorontalo, Sumedi Ali (56) setelah menjalani vakasinasi dosis ketiga atau booster jenis vaksin moderna.
Ketua Komda KIPI khusus Covid-19 Gorontalo, dr. Moh. Zukri Antuka mengatakan, berdasarkan informasi adanya warga Kota Gorontalo yang meninggal dunia setelah menjalani vakasinasi booster, Komda KIPI dan Komnas KIPI langsung melakukan audit medis terhadap kasus ini. Tim audit dipimpin langsung oleh Ketua Komnas KIPI, Prof. Hindra Irawan.
dr. Moh, Zukri mengatakan, dari hasil audit, almarhum mendapat penyuntikan vaksin dosis ketiga pada 21 Januari 2022. Kemudian, 22 Januari almarhum masuk Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) lantaran mengalami gejala demam, mual, nyeri kepala, nyeri lambung, suhu 38 derajat dan tekanan darah 110/70.
“Almarhum dirawat di RSAS selama 6 hari. 28 Januari almarhum kemudian dipulangkan dari RSAS dalam keadaan sembuh” ujar dr. Moh Zukri dalam konferensi pers, Jumat (11/2/2022).
Baca juga: Gubernur Gorontalo Positif Omicron, Jajaran OPD Jalani Pemeriksaan Swab
Akan tetapi, pada 3 Februari almarhum kembali dirujuk ke RSAS dengan keluhan bicara pelo, nyeri kaki kanan, serta sesak nafas.
“Dari pemeriksaan rongseng, ada pembesaran jantung dan di-EKG ditemukan ada kelainan pada jantung. Hasil CT scane kepala ditemukan ada ipal serebri. Pada tanggal 4 februari almarhum mengeluhkan sesak dipindahkan di ICU sampai almarhum meninggal dunia,” ujarnya.
dr. Moh. Zukri menjelaskan, dari hasil audit tersebut, Komda KIPI dan Komnas KIPI menyimpulkan bahwa almarhum meninggal dunia lantaran mengalami stroke dan kelainan jantung.
“Almarhum telah mendapat penanganan di RSAS Kota Gorontalo. Dari hasi audit didapatkan kematian dari almarhum adalah coincidence atau kejadian bersamaan. Jadi bukan karena vaksinasi tapi kejadian bersamaan dengan vaksinasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, menurut dr. Moh. Zukri bahwa almarhum juga telah melalui screering sebelum menjalani penyuntikan vaksinasi booster.
“Almarhum ini lewat screening kemungkinan tidak ada keluhan sehingga dilanjutkan vaksinasi. Apabila tidak memenuhi syarat pasti ditunda,” ujarnya. (muhajir/gopos)