GOPOS.ID, GORONTALO – Protes terhadap kreasi baju adat Gorontalo, Biliu, terus berdatangan. Selain kalangan warga, protes juga turut dilayangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, warga netizen Gorontalo memprotes penampilan kreasi baju adat Gorontalo, yang ditampilkan akun PPKebudayaanIndo di akun istagram. Protes itu muncul lantaran kreasi baju adat Biliu yang ditampilkan dinilai tak selaras dengan budaya Gorontalo.
Kepala Bidang Pemasaran, Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Ivonela R. Larekeng, mengemukakan Pemprov Gorontalo melalui Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo sudah melayangkan protes kepada Panitia Pemilihan Putra Putri Kebudayaan Indonesia 2019.
“Dari Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Aldy Inaku, sudah menghubungi panitia untuk menyampaikan keberatan dan protes keras dari masyarakat Gorontalo,” kata Ivone.
Menurut Ivone, pihak panitia PPKI telah menyampaikan permohonan maaf atas kejadian hal tersebut. Slot Provinsi Gorontalo yang kosong selanjutnya diisi perwakilan Surabaya, Jawa Timur.
“Mengenai penggunaan baju adat tersebut sama sekali tak ada pemberitahuan kepada Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo,” ujar Ivone.
Baca juga: Viral Kreasi Baju Adat Biliu, Netizen Gorontalo Protes
Ivone menambahkan, Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo tak tahu menahu mengenai iven Pemilihan Putra Putri Kebudayaan Indonesia.
“Kami baru tahu iven tersebut,” imbuh Ivone.
Sementara itu Sosiolog Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Funco Tanipu, turut menyampaikan keprihatinan terkait penyelenggaran pemilihan Putra-Putri Kebudayaan Indonesia, khusunya terkait Provinsi Gorontalo. Tidak hanya masalah kreasi baju adat Gorontalo yang mendapat protes masyarakat karena dinilai tak selaras dengan budaya Gorontalo, akan tetapi keikutsertaan wakil Gorontalo dalam iven tersebut.
“Selama ini kompetisi model seperti itu selalui dicaplok agen. Yang diikuti oleh Nou hanya Pemilihan Putri Pariwisata saja. Sementara iven lainnya rata-rata diimpor (diambil dari luar Gorontalo),” ujar Funco Tanipu.
Lebih lanjut Funco Tanipu menekankan permasalahan kreasi baju adat Gorontalo tak sebatas men-takedown foto yang ditampilkan.
“Yang bersangkutan juga harus di-takedown karena tak layak mewakili Gorontalo,” tandas Funco Tanipu.
Sementara itu, Margaretha Hutagalung, Putri Kebudayaan Gorontalo 2019, dalam keterangan tertulis menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan pemakaian baju modifikasi adat Gorontalo, yang telah dibagikan di dalam akun PPKI dan beberapa porta peagent.
“Hal ini saya akui sebagai kesalahan pribadi dan juga keterbatasan dari sesi logistik pengiriman baju adat tersebut, yang mengharuskan saya melakukan fotoshoot sebagaimana yang telah tersebar di media sosial tersebut,” tulis Margaretha.
Ia menjelaskan telah berkoordinasi dengan pihak Putra Puteri Kebudayaan Indonesia. Foto tersebut telah di-takedown dari instagram official PPKI.
“Sekali lagi saya dan segenap jajaran Putra Puteri Kebudayaan Indonesia meminta maaf yang sedalam-dalamnya bagi masyarakat Gorontalo dan sekitarnya yang merasa hal tersebut kurang elok. Saya berjanji akan meminimalisir dan berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari,” tutur Margaretha.(andi/adm-02/gopos)