GOPOS.ID, INDIA – Sedikitnya sudah tercatat sebanyak 32 orang tewas dan 200 lebih orang luka luka akibat kekerasan antara umat Hindu dan Muslim, Rabu (26/2/2020).
Hal ini menyusul mempersoalkan UU baru Kewarganegaraan yang kontroversial di negara India.
Pasukan keamanan India pun dikerahkan di beberapa wilayah di ibu kota India, Kamis (26/2/2020) untuk melakukan pengamanan.
Mereka melangsungkan patroli jalanan di bagian timur laut New Delhi untuk mencegah munculnya bentrokan kekerasan baru. Setelah PM Narendra Modi menyerukan agar masyarakat tenang.
Para pemimpin partai oposisi mengecam pemerintah karena tidak berbuat memadai untuk menghentikan kekekerasan.
Partai Kongres yang beroposisi menyerukan agar Menteri Dalam Negeri Amit Shah mundur karena dianggap tidak memenuhi kewajibannya.
Kecaman serupa dilontarkan Partai Komunis India, Brinda Karat. Pemimpin partai itu, bahkan menuding Shah tidak bertindak sebagai menteri dalam negeri, melainkan menteri yang menyebar kebencian.
Perdana Menteri Narendra Modi lewat Twitter, Rabu (26/2/2020), mengatakan, “Perdamaian dan keselarasan merupakan bagian penting dari etos kita. Saya memohon kepada saudara-saudara saya di New Delhi untuk senantiasa menjaga perdamaian dan persaudaraan. Memulihkan segera ketenangan dan kondisi normal merupakan hal yang penting.”
https://youtu.be/pfDTB4KEiC0
Bentrokan kekerasan di ibu kota India tersebut meletus setelah parlemen menyetujui amandemen baru UU Kewarganegaraan, Desember lalu, yang bisa mempercepat proses naturalisasi orang-orang asing dari semua kelompok agama dan kepercayaan, kecuali Islam. (*)