GOPOS.ID, GORONTALO – Layanan pendidikan di Gorontalo belum merata. Di beberapa daerah pelosok, masih dijumpai sarana pendidikan dan tenaga pendidik yang representatif.
Katakanlah pendidikan di Dusun Tumba, Desa Tamaila Utara, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo. Fenomana terjadi atas pendidikan di dusun itu sangat memprihatinkan. Anak-anak TK-SD di sana hanya diajari satu orang guru yang masih berstatus sebagai tenaga honorer.
Hal itu mendorong Komunitas Ekspedisi Jingga melakukan pengabdian di sana. Mengusung tema ‘Membangun Harapan Hari Esok’, Komunitas Ekspedisi Jingga membantu pendidikan di sana dengan mengajar dan memberikan donasi seperti buku bacaan, iqra, rak buku, wadah pengenalan kebangsaan dan bahan ajar lainnya.
Pengabdian itu dilaksanakan mulai 19-23 Januari 2020. Pengabdian berfokus pada pendidikan di Dusun Tumba karena melihat kebutuh di daerah sasara.
Hal ini sebagaimana disampaikan Founder Komunitas Ekspedisi Jingga, Ana Aininah. Menurut Ana dalam upaya menerapkan Tri Dharma perguruan tinggi yang ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat. Serta melihat keadaan pendidikan di Dusun Tumba, pihaknya tergerak untuk melakukan pengabdian dalam bidang pendidikan.
“Sebagai upaya dan kontribusi dalam mewujudkan SDGs. Pengabdian pada masyarakat memiliki berbagai tujuan baik di bidang pendidikan, kreativitas masyarakat hingga perbaikan dan pengembangan lainnya di sebuah tempat yang membutuhkan,” ungkap Ana kepada gopos.id via Whatsapp, Jumat (24/1/2020).
Lebih lanjut Ana menyampaikan terima kasih kepada seluruh komponen yang telah memberikan donasi pada kegiatan Talkshow ‘siapakah aku?’ beberapa waktu lalu.
“Kami membuat sudut baca dan memberikan donasi buku bacaan kepada anak-anak sekaligus rak buku agar lebih rapi. Alhamdulillah respon dari guru pengajar, dan masyarakat sangat baik,” beber Ana.
Ana menjelaskan selama lima hari pengabdian di Dusun Tumba beberapa program oleh Komunitas Ekspedisi Jingga dijalankan di sana.
“Calistung atau baca tulis Asik, bahasa kita yakni kita memperkenalkan mengenai Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing (Inggris) dengan metode pembelajaran yang asik dan menyenangkan. Sudut baca yakni pembuatan sudut baca bertujuan untuk meningkatkan minat baca pada siswa sekolah,” papar Ana
Tidak hanya itu program lainnya dijalankan juga Triad KRR (Tiga Ancaman Dasar Kesehatan Reproduksi Remaja). Program ini berupa pengenalan Triad KRR dan bahayanya. Triad KRR yaitu tiga resiko yang dihadapi oleh remaja, yaitu Seks Bebas, HIV/AIDS dan Napza.
“Kemudian program wawasan kebangsaan tujuan khusus yaitu memberikan pandangan kepada generasi muda (anak-anak Desa Tumba khususnya) dalam mencintai diri dan tanah airnya. Indonesia. Dan terakhir Action Time yaitu kegiatan pelatihan kepada anak-anak untuk penampilan anak-anak yang bertepatan dengan penerimaan rapor. Penampilan berupa tarian dan paduan suara. (muhajir/gopos)
Comments 1