GOPOS.ID, GORONTALO – Pandemi virus corona (Covid-19) tidak hanya berdampak terhadap sektor kesehatan. Pandemi yang sudah berlangsung selama dua tahun tersebut berimbas pada kondisi ekonomi. Tak hanya di tingkat nasional, efek pandemi terhadap perekonomian juga turut terjadi di Provinsi Gorontalo.
Selama pandemi berlangsung, pertumbuhan ekonomi Gorontalo terkontraksi (tertekan, red). Bila sebelumnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo berada di level 7-8 persen, semasa pandemi kinerja perekonomian di Gorontalo mengalami penurunan tajam. Saat ini pertumbuhan ekonomi Gorontalo berada di kisaran 2-3 persen.
Di level kabupaten/kota, kontraksi ekonomi akibat pandemi ikut terasa di Kota Gorontalo. Wilayah yang menjadi tumpuan sektor perdagangan dan jasa tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi terendah sepanjang sejarah. Berada di bawah 0 persen, bahkan hingga minus. Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Boalemo dan Pohuwato. Wilayah Barat Gorontalo itu mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi cukup dalam akibat imbas dari pandemi Covid-19. Satu-satunya daerah yang mengalami pertumbuhan ekonomi positif adalah Bone Bolango dengan angka 0,06 persen.
Di sisi lain, Provinsi Gorontalo memiliki beragam potensi sumber daya alam. Meliputi pertanian, perikanan, kelautan, pariwisata hingga pertambangan dan mineral. Potensi yang ada itu tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk pemulihan ekonomi di tengah pandemi, tetapi juga dapat dioptimalkan sebagai pendorong peningkatan kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Berangkat hal tersebut maka dalam upaya pemulihan ekonomi melalui optimalisasi sumber daya alam dibutuhkan adanya kolaborasi dan inovasi. Kolaborasi dalam rangka menjembatani kepentingan antar daerah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Demikian pula inovasi diperlukan untuk menghasilkan gagasan serta karya-karya yang cemerlang sejalan kemajuan teknologi.
Pentingnya kolaborasi dan inovasi menjadi salah satu poin penting yang mengemuka dalam Webinar Nasional “Pemulihan Ekonomi Gorontalo: Optimalisasi Potensi Sumber Daya Alam dan Sinergitas Kebijakan”, yang dilaksanakan Majelis Daerah Korps Alumni HMI (MD KAHMI) Kota Gorontalo, Sabtu (18/9/2021). Webinar menghadirkan pembicara Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Energi, Prof. Winarni Monoarfa, serta Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Dr. Muhammad Amir Arham.
Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, mengemukakan untuk mencapai kemajuan pembangunan diperlukan adanya sinergi dan kolaborasi. Yaitu keterpaduan dan kerja sama. Hal tersebut penting karena antara satu daerah dan daerah lain saling memiliki keterkaitan.
“Seperti Kota Gorontalo basisnya adalah jasa dan perdagangan. Kemudian Bone Bolango pertanian serta kelautan perikanan. Potensi yang ada ini bisa dikolaborasikan sehingga terjadi konektivitas antara satu dengan lainnya. Dengan demikian kemajuan pembangunan akan dicapai bersama,” ujar Marten Taha.
Mantan Ketua Deprov Gorontalo itu mengakui pandemi Covid-19 berpengaruh signifikan terhadap perekonomian daerah Kota Gorontalo. Di sisi lain, perekonomian Kota Gorontalo bertumpu pada sektor perdagangan dan jasa. Sebaliknya daerah kabupaten yang menjadi tetangga Kota Gorontalo memiliki potensi pertanian, perikanan dan kelautan, termasuk tambang dan mineral yang melimpah.
“Oleh karena itu diperlukan sinergi dan kolaborasi. Kita tidak bisa hanya terpaku pada satu daerah saja,” ujar Marten Taha menekankan.
Prof. Winarni Monorfa mengemukakan, sejalan upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi, Provinsi Gorontalo membutuhkan sebuah skenario untuk bisa maju ke depan. Masih banyak pekerjaan rumah yang dihadapi saat ini. Seperti penurunan angka kemiskinan, peningkatan infrastruktur, penguatan ekonomi, serta peningkatan dukungan dan sinergi dengan Nasional.
“Gorontalo butuh positioning baru untuk kemajuan ke depan, dan tentunya hal itu harus punya gagasan yang hebat. Saya berharap KAHMI dapat mengambil peran di sini dengan semangat Ilomata yaitu menghasilkan sesuatu karya yang berguna,” tutur mantan Sekda Provinsi Gorontalo itu.
Sementara itu, Dr. Amir Arham, menyampaikan peluang Gorontalo seiring rencana pemindahan ibu kota baru dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Perpindahan tersebut akan membuka peluang bagi Provinsi Gorontalo menjadi vider kebutuhan masyarakat di ibu kota baru. Untuk itu Amir Arham menekankan peluang tersebut dapat dipersiapkan secara baik untuk kemajuan Gorontalo ke depannya.
Peluang lain yang dimiliki Gorontalo adalah pengembangan komoditi kelapa. Saat ini di Provinsi Gorontalo, tepatnya di Kabupaten Gorontalo sudah memiliki pabrik pengolahan kelapa. Keberadaan pabrik kelapa tersebut tentunya akan menyerap produksi kelapa yang ada di daerah ini.
“Permasalahannya kelapa-kelapa yang ada saat ini mayoritas sudah berusia tua, kemudian replatingnya juga berjalan lambat. Oleh karena itu perlu adanya perhatian atas permasalahan tersebut,” kata Amir Arham.(hasan/gopos)