GOPOS.ID, GORONTALO – Kegiatan peningkatan kapasitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bagi jurnalis dan pelaku UMKM oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo di Provinsi Bali, memberikan banyak pembelajaran penting. Salah satunya pembelajaran pentingnya sinergi dan kolaborasi seluruh pihak dalam mengembangkan potensi daerah. Hal itu sebagaimana dilakukan Pemerintah Desa Tampaksiring yang menjadikan Desa Tampaksiring sebagai destinasi unggulan di Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.
“Tidak boleh hanya satu pihak, atau berjalan sendiri-sendiri. Semuanya harus bergerak bersama sesuai dengan peran dan kemampuan yang dimiliki. Pemerintah desa, pemuka adat, dan masyarakat saling bekerja sama,”.
Begitulah sebuah pesan penting yang terungkap dalam perbincangan jurnalis asal Gorontalo dengan Pemerintah Desa Tampaksiring. Ahad, 5 Februari 2023, sebanyak 10 jurnalis dari media cetak, media elektronik, dan media online, berkesempatan mengunjungi Desa Tampaksiring. Kesempatan itu diperoleh dari kegiatan Peningkatan Kapasitas (Capacity Building) UMKM Hijau yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank sIndonesia Provinsi Gorontalo. Selain jurnalis, kegiatan yang berlangsung 3-6 Februari 2023 itu turut diikuti oleh 8 pelaku UMKM asal Gorontalo. Para UMKM ini bergerak di bidang fesyen, kerajinan karawo, pengelolaan sampah, hingga kerajinan.
Desa Tampaksiring merupakan desa wisata terintegrasi yang dibina oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali sejak 2014. Selanjutnya diluncurkan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, pada November 2019. Desa Tampaksiring berjarak sekitar 40-an kilometer dari Kota Denpasar, atau sekitar 1 jam perjalanan menggunakan mobil. Berada di dataran tinggi membuat suasana Desa Tampaksiring sangat sejuk. Mirip suasana di Desa Dulamayo, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo.
“Jumlah penduduk di Desa Tampaksiring ada sebanyak 11 ribu jiwa. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan perajin,” ungkap Perbekel (Kepala Desa) Tampaksiring, I Made Widana saat menerima rombongan peserta peningkatan kapasitas UMKM Hijau KPw BI Gorontalo.
Ada banyak tempat wisata yang tersebar di Desa Tampaksiring. Beberapa di antaranya sudah sangat familiar di telinga banyak orang. Seperti Istana Presiden Tampaksiring, Kopi Kintamani, Subak Pulagan, serta Candi Gunung Kawi. Dari deretan tempat wisata tersebut, rombongan jurnalis dan UMKM peserta Capacity Building KPw Bank Indonesia Gorontalo berkesempatan mengunjungi Candi Gunung Kawi yang terletak di Dusun Penaka. Berjarak sekitar 500 meter dari Kantor Perbekel Tampaksiring.
Berpadu keindahan alam yang asri, objek wisata Candi Gunung Kawi juga memiliki nilai historis dan keunikan yang tinggi. Di lokasi ini terdapat 9 candi (pura) setinggi 7 meter yang dibangun di dinding gunung. Ada pula lokasi semedi (pertapa) dan lokasi tempat persembahyangan.
“Banyak tokoh-tokoh nasional yang datang ke sini (lokasi semedi),” ujar Sekretaris Desa Tampaksiring, Sang Made Putra.
Di lokasi wisata Candi Gunung Kawi telah menerapkan sistem pembayaran nontunai atau pembayaran digital menggunakan QRIS. Menariknya penerapan sistem pembayaran nontunai tidak hanya pada pembayaran tiket masuk saja. Bagi yang ingin berdonasi juga turut disediakan layanan donasi digital QRIS. Pun demikian untuk pembelian kerajinan maupun oleh-oleh di kawasan Candi Gunung Kawi bisa dilakukan melalui transaksi digital. Both/lapak pedagang telah disediakan layanan digital QRIS.
Membangun Mindset Bersih
Meski berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari Kota Denpasar. Antusias pengunjung yang datang ke Desa Tampaksiring cukup tinggi. Setiap harinya, tak kurang dari 1.000 orang datang berkunjung ke Desa Tampaksiring. Menariknya di tengah padatnya lalu lalang orang setiap harinya, kebersihan Desa Tampaksiring tetap terjaga. Tak ada plastik atau botol bekas air mineral, apalagi tumpukan sampah yang bertebaran di pinggir.
Suasana Desa Tampaksiring yang bersih tersebut tentu tak datang begitu saja. Pembangunan pola pikir (mindset) masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan senantiasa dilakukan secara berkesinambungan. Upaya itu dilakukan secara bersinergi oleh pemerintah desa dengan menghadirkan kader kebersihan.
“Kader kebersihan ini melakukan edukasi kepada masyarakat. Dari awalnya mengajak masyarakat untuk membiasakan membuang sampah pada tempatnya. Kemudian berlanjut mengedukasi masyarakat agar melakukan pemilahan sampah. Dengan begitu sampah yang dibuang oleh masyarakat tidak bercampur lagi. Sampah organik sendiri, demikian pula sampah anorganik juga sendiri,” ujar I Made Widana.
Sejalan dengan langkah edukasi oleh kader kebersihan, Pemerintah Desa Tampaksiring juga secara rutin turun langsung melakukan pengawasan. Khususnya di wilayah-wilayah yang dipandang rawan menjadi tempat pembuangan sampah. Masyarakat yang dijumpai masih membuang sampah di tempat tersebut dilakukan pendekatan persuasif agar mau melakukan pemilahan sampah dan membuang pada tempatnya.
“Saya patroli di areal pasar. Pak Sekdes di perempatan-perempatan. Begitu pula teman-teman lain. Kami ajak masyarakat untuk mengelola sampah. Sampah anorganik dipilah. Sementara sampah organik diolah agar bisa menjadi kompos atau pupuk cair,” tutur I Made Widana.
Menurut I Made Widana, awalnya memang sulit untuk membangun kesadaran masyarakat untuk memilah sampah. Namun dengan edukasi dan pendekatan persuasif, masyarakat Desa Tampaksiring dengan sukarela dan sadar melakukan pemilahan sampah. Bahkan sebagian sampah dikembangkan menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomi.
Langkah Perbekel Tampaksiring menjadikan Desa Tampaksiring sebagai destinasi wisata unggulan tidak hanya berjalan sendiri. Kolaborasi dan sinergi seluruh pihak menjadi modal utama sekaligus perekat seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).
“Para pemuka adat, pemerintah desa, serta masyarakat berjalan seiring. Saling bersinergi sesuai peran dan tanggung jawab yang diemban,” kata I Made Widana.
Kolaborasi dan sinergi seluruh stakeholders di Tampaksiring berlaku setiap lini kehidupan. Mulai dari pelaksanaan pemerintahan, kemasyarakatan, hingga sosial dan ekonomi.(hasan/gopos)